Aturan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI) tahun 2015 lebih diperketat dibanding tahun lalu. Hal ini dipaparkan oleh Ketua Juri KRAI Wahidin Wahab dalam technical meeting KRAI di ruang Sidang gedung kembar AR. Fachrudin A lantai 5 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Jum’at (12/6). KRAI akan menandingkan Robominton yakni robot yang akan memainkan permainan badmintoon.
Dalam technical meeting yang dihadiri oleh 2 perwakilan masing-masing tim peserta, 10 wasit dan jajaran dewan juri, beberapa aturan teknis mengenai pertandingan dipresentasikan kepada peserta yang terdiri dari 28 tim. Dengan menggunakan pola pertandingan 4-3-4-3 di tiga babak penyisihan, 28 tim akan memainkan 12 pertandingan dalam setiap babak.
Kesterilan arena pertandingan juga diperketat oleh tim juri. Di dalam arena hanya diperbolehkan 6 orang untuk masuk ke arena pertandingan, 3 orang dengan helmet dan rompi diperkenankan untuk mempersiapkan robot di lapangan, sedangkan operator hanya diperkenankan di area abu-abu pinggir lapangan. Juri menekankan bahwa selain peserta dilarang masuk ke dalam arena termasuk pembimbing.
“Peserta hanya diberikan waktu selama 2 menit setelah nomor peserta dipanggil, lebih dari dua menit peserta langsung dikenakan diskualifikasi. Setelah pemanggilan nomor peserta, peserta akan masuk sesuai spot warna, warna merah untuk nomor peserta ganjil dan warna biru untuk nomor peserta genap yang nantinya akan bertemu untuk memainkan 1 sesi game. Di dalam centre arena, robot harus menunggu warning tone (aba-aba) dari juri untuk melakukan serve, jika dalam 5 detik tidak melakukan serve maka tim langsung dinyatakan kalah. Berbeda dengan regional, yang masih kita maklumi untuk melakukan persiapan setelah aba-aba,” ujar Wahidin.
Para peserta pun dilarang membawa compressor atau baterai cadangan maupun botol udara cadangan. “Hal ini sering terjadi di tingkat regional dan nasional tahun lalu. Nah untuk kali ini kami tidak memberikan toleransi,” tegas Wahidin. Ia menambahkan agar masing-masing tim menaati peraturan yang sudah ditentukan oleh juri. “Jika masih ada yang ngeyel, kita akan diskualifikasi. Namun kita pertimbangkan dulu apakah protes yang disuarakan itu benar atau tidak,” imbuhnya. Hukuman diskualifikasi juga diterapkan bagi tim yang operatornya masih memegang robot ketika sudah tidak diperkenankan memegang robot di arena.
Selain technical meeting, hari ini peserta juga akan mulai melakukan penimbangan dan pengukuran robot oleh tim juri sekaligus pengundian nomor peserta. Ini untuk melihat robot mana saja yang lolos mengikuti lomba pada hari Sabtu dan Minggu nanti. Kualifikasi robot berdasarkan keterangan dewan juri yakni memiliki berat maksimal 25 kilogram, tinggi 1,5 meter, tegangan 24 volt, tekanan angin atau pneumatis maksimal 6 Bar dan berat raket 75 gram. Masing-masing robot yang lolos tahap penimbangan dan pengukuran akan ditempel sticker KRI sebagai tanda bahwa robot berhak melakukan pertandingan. Para peserta diberi kesempatan untuk melakukan running test untuk menguji kesiapan robotnya.
“Kita sesuaikan rules dengan Robocon yang juga diadakan di UMY bulan Agustus nanti. Tanpa kalian sadari rules yang kami terapkan sebenarnya melatih kalian untuk dapat men-design robot yang lebih canggih dengan aturan-aturan yang lebih ketat,” ujar Wahidin kepada para peserta. Beliau berharap dari kontes robot yang ketat ini, para peserta dapat menciptakan iklim akademis yang teratur. “Perwujudan atmosfer seperti ini tidak bisa kalian dapatkan dibangku kuliah,” tutupnya. (nanda)