Salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yakni ‘Aisyiyah telah mencapai usianya ke-1 abad atau 100 tahun, tepat pada tanggal 19 Mei 2017 mendatang. Hal ini sesuai dengan kalender miladiyah/masehi, dimana Aisyiyah berdiri tepat pada 19 Mei 1917 yang lalu. Gerakan ‘Aisyiyah ini hadir sejak satu abad yang lalu karena keterpanggilannya melihat adanya berbagai problem keadilan, seperti pemiskinan dan kemiskinan, kesenjangan dan kekerasan yang terjadi di masyarakat khususnya pada perempuan.
Hal tersebut sebagaimana dinyatakan oleh Ketua Umum ‘Aisyiyah, Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M.,M.Si pada konferensi pers Milad 100 tahun ‘Aisyiyah yang diadakan di Ruang Rapat Rektorat lt.2 Gedung A, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) pada Rabu (17/5). Milad satu abad ‘Aisyiyah kali ini mengambil tema “‘Aisyiyah Awal Abad Kedua : Memuliakan Martabat Umat, Berkiprah Memajukan Bangsa”.
Siti Noordjannah melanjutkan, Milad kali ini merupakan momen refleksi gerakan ‘Aisyiyah selama satu abad. “Kami memaknai milad ini sebagai releksi gerakan ‘Aisyiyah sebagai gerakan perempuan muslim yang telah hadir sebelum Indonesia merdeka. Juga bagian bentuk syukur kami dan juga seluruh warga persyarikatan bahwa organisasi ini masih tetap ada memberikan kontribusi kepada kehidupan kebangsaan hingga detik ini,”ungkapnya.
“Berhubungan dengan tema yang diambil dalam milad kali ini, ‘Aisyiyah telah memasuki abad kedua. Abad dimana di satu sisi ‘Aisyiyah harus mengokohkan dan meneruskan apa yang sudah dilakukan. Di sisi lain, ‘Aisyiyah juga harus mengakselerasi dakwahnya agar dapat dirasakan masyarakat dan berkontribusi pada penyelesaian persoalan-persoalan bangsa,”jelas Noordjannah lagi.
Rencananya, rangkaian acara Milad 100 tahun ‘Aisyiyah dimulai pada tanggal 18 Mei 2017 dengan mengadakan Rembug Nasional Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sementara Resepsi Milad diadakan pada tanggal 19 Mei 2017 di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Momentum ini kita gunakan untuk mendinamisasi gerakan ‘Aisyiyah di bidang pendidikan dari tingkat PAUD sampai pendidikan tinggi dalam usahanya membawa kehidupan kebangsaan menuju Indonesia Berkemajuan,”ujar Noordjannah lagi.
Dalam acara Rembug Nasional PAUD melibatkan seluruh stakeholder pendidikan seperti organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan, Lembaga swadaya masyarakat, pelaku usaha, para ilmuwan tokoh pendidikan, praktisi pendidikan, legislatif dan pemerintah. “Kenapa harus PAUD yang terus diteguhkan? Itu karena budi pekerti yang harus ditanamkan, pembangunan akhlak atau karakter dari usia dini sehingga bisa melahirkan generasi yang tangguh,”ungkap Noordjannah.
Selanjutnya Resepsi Milad 100 tahun ‘Aisyiyah yang akan diadakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, akan dihadiri oleh 7500 warga persyarikatan ‘Aisyiyah-Muhammadiyah. Selain itu, rencananya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP akan hadir dalam resepsi milad ‘Aisyiyah kali ini. Resepsi Milad ini juga disemarakkan dengan kegiatan bazar, panggung budaya, pagelaran kolosal dan lomba mewarnai untuk anak-anak. (bagas)