Berita

“Milad Muhammadiyah ke-106” Muhammadiyah Harus Mampu Berikan Pencerahan Bagi Bangsa

Sebagai sebuah organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, Muhammadiyah memiliki peran yang sangat strategis dalam membantu pembangunan dan kemajuan bangsa. Terlebih lagi dengan masih banyaknya persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, Muhammadiyah selayaknya juga harus mampu memberikan pencerahan bagi bangsa yang semakin tertatih-tatih keluar dari problematikanya. Berdasarkan hal itulah, pada Milad Muhammadiyah yang ke-106 berdasarkan kalender Hijriyah ini Muhammadiyah akan mengangkat tema besar “Gerakan Islam Mencerahkan Keadaban Bangsa”. Tema besar Muhammadiyah ini juga akan disampaikan pada malam puncak Milad Muhammadiyah ke-106 yang akan diselenggarakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada rabu (18/11).

Menurut Ketua Panitia Milad Muhammadiyah ke-106, Dr. M. Nurul Yamin, M.Si, saat ditemui pada Jum’at (13/11) mengatakan, tema Milad tersebut didasarkan pada kondisi bangsa Indonesia saat ini. Banyak persoalan bangsa yang menurutnya perlu diperhatikan, tak hanya oleh pemerintah sendiri tapi juga oleh Muhammadiyah. “Bukan hanya persoalan kemiskinan yang masih menggelayuti rakyat kecil, tetapi juga persoalan moralitas bangsa dan hukum yang semakin jauh dari nilai-nilai keutamaan. Dan di sinilah, Muhammadiyah memiliki peran besar untuk membantu pemerintah dan bangsa Indonesia, untuk bersama-sama memecahkan dan keluar dari masalah-masalah ini,” ungkapnya.

Yamin juga menjelaskan maksud dari “Gerakan Islam” dalam tema tersebut. Menurutnya, Gerakan Islam yang dimaksud adalah Gerakan Islam yang berkemajuan dan ini tentunya akan membantu Muhammadiyah dalam mewujudkan cita-citanya dalam memberikan pencerahan bagi bangsa Indonesia. Sebab, pandangan Islam Berkemajuan sendiri menurut Yamin merupakan wawasan Muhammadiyah yang sudah ada sejak awal berdirinya. “Pandangan ini secara sistematik juga telah dirumuskan dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua. Bahkan dalam Muktamar ke-47 lalu di Makassar, tema Islam Berkemajuan sudah menjadi wacana yang meluas. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan ini telah memperoleh tempat dan penghargaan positif di kancah nasional bahkan internasional,” jelasnya.

Tak hanya itu, konsep Islam Berkemajuan itu sendiri menurut Yamin juga sudah didasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mengajarkan tentang nilai-nilai kemajuan. “Insan Muslim baik individu maupun kolektif, haruslah maju di segala bidang kehidupan. Karena dirinya, selain sebagai abdi Allah yang menjalankan fungsi ibadahnya, pada saat yang sama juga berperan sebagai khalifah fil-ardhl yang bertugas untuk memakmurkan bumi. Dan hal ini sudah disebutkan dalam Al-Qur’an surah Adz-Dzariyat ayat 56 dan Al-Baqarah ayat 30 serta surah Hud ayat 61,” ungkap dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UMY ini lagi.

Selain itu, tambah dosen Pascasarjana UMY ini lagi, di beberapa ayat di dalam Al-Qur’an lainnya masih banyak yang menyebutkan tentang pentingnya menjadi seorang muslim yang berkemajuan sehingga menjadi penting bagi setiap insan untuk dapat terus mengembangkan potensi diri sebelum membesarkan sebuah golongan. “Bahkan Nabi Muhammad bersama kaum Muslimin selama 23 tahun di Makkah dan Madinah memberi uswah hasanah tentang bagaimana menyebarluaskan dan mewujudkan Islam berkemajuan. Di jazirah Arab yang pada mulanya dihuni oleh kaum jahiliyah berhasil dibawa oleh Nabi Muhammad dengan berdasar pada ajaran Islam sebagai agama yang membangun peradaban yang utama. Dan itulah Islam sebagai Din al-Hadlarah atau agama peradaban,” tutur Yamin.

Dengan menjunjung tinggi dalam melaksanakan dan melanjutkan syiar Nabi Muhammad inilah, Muhammadiyah selalu berusaha keras dalam mewujudkan Islam yang berkemajuan. “Oleh karena itu Muhammadiyah terpanggil untuk meningkatkan peran dakwah guna mencerahkan keadaban bangsa. Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi masyarakat terbesar di Indonesia ini, akan berusaha membantu pemerintah dalam berperan memajukan kehidupan bangsa,” tutup Yamin.