Umumnya sebuah buku ilmiah identik dengan bahasa baku yang membuat orang jenuh membacanya. Lain halnya dengan buku yang memang ditulis sebagai bentuk dari sebuah perjalanan hidup penulisnya. Jika seseorang membaca buku seperti itu, berarti dia telah membaca perjalanan hidup seseorang, dan paling tidak dia sebagai pembaca dapat menemukan mutiara-mutiara hidup yang dapat dijadikan pelajaran.
Hal ini disampaikan oleh direktur program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Imamudin Yuliadi saat memberikan sambutan dalam acara bedah buku “Dari Pulau Buru ke Cipinang Sebuah Sejarah Kecil” karya dr. Achmad Sujudi, SpB., MHA di gedung AR. Fakhruddin A UMY, Sabtu (22/09).
Buku setebal 793 halaman ini juga menceritakan perjuangan hidup Dr. Sujudi sejak awal mula meniti karirnya sebagai seorang dokter di pulau tahanan yakni pulau Buru, hingga berakhir di gedung tahanan Cipinang sebagai salah seorang tahanan yang diduga terlibat dalam masalah proyek pengadaan alat kesehatan untuk kawasan Timur Indonesia.
Buku kedua Dr. Sujudi ini juga banyak memberikan pelajaran hidup bagi para pembacanya. Salah satunya adalah cerita hidup Dr. Sujudi di Pulau Buru yang menyiratkan bahwa yang paling diutamakan dalam hidup itu adalah bekerja keras dan tanpa pamrih. “Hidup itu dibuat mudah saja, tapi juga jangan digampangkan. Hal yang mudah jangan dipersulit, yang sulit boleh dimudahkan tapi juga jangan digampangkan,” tutur Dr. Sujudi.
Acara bedah buku yang diselenggarakan dalam rangka memperingati milad ke-4 program Pasca Sarjana Manajemen Rumah Sakit UMY atau yang dikenal dengan program MMR-UMY ini juga menghadirkan dr. Moch. Syafak Hanung, SpA (Dirut RSUP Sarjito), Dr. Aris Suparman Wijaya, MM (Dosen MMR-UMY), dan Dr. Johan Erwin Isharyanto, SH., M.H (Dosen Fakultas Hukum UMY) sebagai pembahas dalam acara bedah buku ini.
Buku yang ditulis atas dasar perjalanan hidup dr. Sujudi sebagai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang kuat, serta lebih mementingkan melakukan pekerjaan demi rakyat bukan dirinya sendiri ini dibahas oleh ketiga pembicara tersebut dari tiga sisi. Sisi kedokteran, manajemen rumah sakit dan hukum.
Dr. Syafak yang membahas buku ini dari sudut pandang kedokteran menyatakan, bahwa buku ini wajib untuk dibaca. “Buku ini wajib dibaca oleh direktur rumah sakit, kepala dinas kesehatan, mahasiswa kedokteran, serta peminat manajemen kesehatan. Dan buku ini juga bisa disampaikan pada tenaga kesehatan di seluruh Indonesia, agar mereka memiliki buku pegangan kesehatan dari buku pak Sujudi ini,” paparnya.
Dalam buku “Dari Pulau Buru ke Cipinang Sebuah Sejarah Kecil” ini, jelas dr. Syafak lagi, banyak menceritakan perjalanan hidup dr. Sujudi sebagai penulisnya yang juga merupakan seorang dokter spesialis bedah yang bertugas di RSUD Bengkulu sekaligus mantan Menteri Kesehatan di Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarno Putri. Dan dalam epilog buku ini terdapat tiga kalimat yang perlu dipahami bersama. “Masa lalu adalah sejarah. Masa akan datang adalah impian. Dan masa sekarang adalah untuk berkarya dan beribadah,” tambahnya lagi.
Selain itu, buku ini juga disoroti dari sisi manajemen kepemimpinannya. Menurut dr. Aris gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh dr. Sujudi termasuk dalam Lead Manager. “Dari sejarah kecil yang ditulis pak Sujudi ini dapat dikatakan bahwa beliau adalah pemimpin yang mempelajari kualitas, mengajari bawahannya, mendengarkan bawahannya, melakukan perbaikan terus menerus, serta memerlukan suasana yang saling menguntungkan,” terang dr. Aris.
Pembahasan mengenai buku ini tidak berhenti hanya pada dua sudut pandang ini, Dr. Johan menyoroti buku ini dari sisi hukum. “Kasus pak Sujudi yang diceritakan dalam buku ini bisa dijadikan ibrah, apalagi pilihan-pilihannya yang menunjukkan bahwa pak Sujudi ini memiliki prinsip hidup yang kuat,” ungkap dr. Johan.
Dr. Sujudi juga menambahkan, bahwa dia menulis buku tersebut adalah untuk membagi pengalaman dan memberi inspirasi bagi para pembacanya. “Dalam buku ini tidak semua pengalaman saya yang saya ceritakan, yang diceritakan masih yang bisa diterima saja. Karena di dunia ini tidak gampang. Dan mudah-mudahan yang baik dari buku ini dapat diambil hikmahnya serta dapat bermanfaat bagi orang banyak,” paparnya lagi.