Pemuda menjadi harapan dan tonggak utama bagi sebuah negara. Tanpa pemuda, sebuah negara tidak akan mampu mempunyai masa depan penerus cita-cita. Hal senada disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, MP mengenai pentingnya peran pemuda dalam membangun negara. Pada acara upacara peringatan sumpah pemuda ke 89, Sabtu (28/10) di pelataran Gedung A.R. Fachrudin UMY rektor mengatakan bahwa generasi muda saat ini kebanyakan belajar dan percaya kepada sosial media yang memang sering memberikan berita hoax dibanding dengan belajar pada sejarah.
“Mereka (pemuda: red) sudah mulai melupakan apa-apa yang sudah dikorbankan oleh para pahlawan kita. Pemuda saat ini kebanyakan belajar melalui berita-berita hoax. Seperti kita ketahui bahwa para pakar mengatakan saat memasuki era globalisasi yaitu sebuah era dimana negara-negara mengalami batas antar negara, batas antar ide-ide negara sudah mulai tidak tampak, maka saat itulah akan mengalami perubahan sosial yang sangat besar,” jelas Dr. Gunawan.
Rektor UMY juga mengungkapkan bahwa peringatan sumpah pemuda kali ini juga menjadi refleksi diri, bagaimana seorang pemuda mencintai NKRI. “Penting bagi kita untuk paham arti penting mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena kita paham, salah satu wujud cinta kepada NKRI, tidak hanya anda membawa megaphone dan teriak-teriak “cinta NKRI”. Jangan sampai kita menjaga NKRI hanya sebatas di mulut saja,” ungkapnya.
Rektor juga menambahkan bahwa pada euforia reformasi 1998, banyak kampus di Jogja yang menghilangkan dua hal dari kampusnya, pertama mereka membubarkan Resimen Mahasiswa (MenWa), kemudian yang kedua adalah menghilangkan penataran D4. Akan tetapi UMY, menjadi salah satu PT yang tetap mempertahankan Resimen Mahasiswa (MenWa). “Pada saat kita mempertahankan hal tersebut, banyak kampus yang mencemooh hal tersebut, namun kita tetap mempertahankan MenWa,” ujarnya.
Acara yang dihadiri oleh seluruh UKM, Badan Eksekutif dan Legislatif UMY serta beberapa pimpinan UMY berjalan dengan lancar dan khidmat. Harapan Dr. Gunawan kepada generasi muda, untuk tetap mengenang jasa-jasa para pahlawan negara. Jangan sampai sejarah terlupakan dan anak cucu nanti tidak dapat mengerti sejarah dari negaranya. (darel)