Berita

MPM Muhammadiyah gelar Panen Raya Padi Sawah

Sebagai gerakan yang memfokuskan pada tiga aspek, yaitu gerakan pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan, Muhammadiyah memiliki komitmen untuk mewujudkan ketiga aspek tersebut bagi masyarakat, salah satunya dengan menanama dan menanen padi sawah dengan kualitas yang lebih baik.

Sebagai gerakan yang memfokuskan pada tiga aspek, yaitu gerakan pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan, Muhammadiyah memiliki komitmen untuk mewujudkan ketiga aspek tersebut bagi masyarakat, salah satunya dengan menanama dan menanen padi sawah dengan kualitas yang lebih baik.

Demikian disampaikan Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Din Syamsuddin, Minggu (13/6) di Dusun Ngipikrejo II, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Panen raya padi sawah yang diselenggarakan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerja sama dengan PCM Dekso dan didukung oleh LAZIS Muhammadiyah dalam rangka Gebyar Mukatamar Satu Abad Muhammadiyah tersebut dihadiri sejumlah pihak, diantaranya Wakil Bupati Kulonprogo, Mulyono; Rektor UMY, Dasron Hamid, M.Sc; dan Ketua MPM PP Muhammadiyah, Said Tuhuleley.

Menurut Din, program MPM Muhammadiyah ini merupakan salah satu gerakan dakwah yang diupayakan Muhammadiyah kepada masyarakat. Din juga menguraikan tiga aspek yang menjadi landasan Muhammadiyah dalam mengembangkan dakwah. “Muhammadiyah merupakan gerakan pembebasan dimana makna ini diartikan lebih luas. Pembebasan saat ini bermakna upaya melepaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan, pengangguran, keterbelakangan pendidikan,” urainya. Muhammadiyah, dikatakan Din, juga menjadi gerakan memberdayakan dan pemajuan yang berharap masyarakat mampu menjadi insan yang unggul.

Dalam hasil laporan yang diungkapkan Wakil kelompok tani Ngudi Rejeki yang menjadi binaan MPM Muhammadiyah, Ngatirin, menunjukkan penanaman padi dengan varietas padi Ciherang mengalami peningkatan signifikan. Penanaman padi dengan menggunakan pupuk organik zat perangsang tumbuh atau solid yang disertai pemupukan tepat waktu dan tepat jenis serta tepat ukuran,  maka hasil produksi panen meningkat daripada panen lalu.

“Peningkatan ditandai dengan jumlah hasil produksi padi yang semula 6-7 kwintal/1000 meter persegi menjadi 9,8 kwintal/1000 meter persegi setelah mendapat binaan dari MPM Muhammadiyah,” jelasnya. Ia juga menambahkan, dengan hasil ubinan 2,5 meter x 2,5 meter mendapatkan hasil padi sebanyak 6,8 kg. “Dengan luas 2.200 meter persegi, hasil panen saya produksinya mencapai 2.133 kg. Sebelum menggunan solid, produksi padi hanya mencapai 1.885 kg,” papar Ngatirin.

Selain itu, manfaat lain dirasakan petani mengingat padi dapat dipanen lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik. Padi Ciherang memiliki kualitas bagus karena batang sehat dan kuat, tidak mudah roboh, bulir gabah tampak kuning, dan lebih berbobot. Biaya produksi pun lebih terjangkau ketika penanaman padi ini mampu menghemat biaya hingga Rp 540.000/1000 meter persegi lantaran menggunakan pupuk organik sebagai ganti pupuk kimia.