Berita

Muhammadiyah Kuatkan Institusi PTM Melalui Akreditasi

Akreditasi institusi menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan kekuatan dan kualitas institusi sebuah perguruan tinggi. Di samping itu, adanya persaingan global yang semakin ketat juga menuntut perguruan tinggi untuk segera melakukan akreditasi. Sebab melalui akreditasi itulah kegiatan akademik yang dilakukan oleh PT dapat dipertanggungjawabkan dengan baik pada masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menyelenggarakan workshop Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) pada seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Workshop AIPT Muhammadiyah kedua ini diikuti oleh 46 PTM dan PTA se-daerah regional II, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah serta Jawa Barat, dan dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis (20-21/11).

Dalam sambutan pembukaan workshop yang bertempat di ruang sidang utama gedung AR. Fakhruddin A lantai 5 Kampus Terpadu UMY, Rabu (20/11) Dr. Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah mengatakan bahwa melalui workshop tersebut Muhammadiyah berusaha untuk mempersiapkan kekuatan institusi PTM dan PTA. “Kami dari Pimpinan Pusat memberikan penghargaan pada acara yang sangat penting ini. Karena dengan cara ini kita bisa mempersiapkan kekuatan bagi institusi PTM dan PTA yang menjadi amal usaha Muhammadiyah. Selain itu juga, sebagaimana yang telah disampaikan Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto, bahwa kita dua tahun ke depan akan menghadapi persaingan global dan adanya kewajiban akreditasi institusi pada Agustus 2014 mendatang,” paparnya.

Karena itulah menurut Haedar, akreditasi institusi itu menjadi semakin penting bagi setiap PTM dan PTA. Mengingat baru ada 4 PTM yaitu UMY, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), UM Surakarta, dan UM Sidoarjo yang baru terakreditasi. “Jadi PTM dan PTA yang lainnya juga harus segera terakreditasi,” imbuhnya.

Selain itu, Ketua Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Dr. Chairil Anwar juga mengatakan bahwa akreditasi institusi itu sama halnya dengan menginstropeksi diri (muhasabah). Akan tetapi, menurutnya, muhasabah institusi di Indonesia ini terkadang menjadi berlebih-lebihan. “Dalam artian yang kurang patut dipatut-patutkan. Namun, kita berharap agar tidak seperti itu. Kita harapkan apa yang akan tertulis di borang akreditasi itu baik, dan kenyataannya pun baik. Tidak ada yang dilebih-lebihkan dan juga dipatut-patutkan,” ujarnya.

Majelis Dikti PP Muhammadiyah menurut Chairil juga akan menargetkan jumlah PTM dan PTA yang terakreditasi bertambah. “Selain karena sudah ada kewajiban juga bagi PTS untuk melakukan akreditasi, kami juga punya target pada 2014 yang akan datang PTM dan PTA yang terakreditasi bertambah menjadi 12 perguruan tinggi. Karena itu di sini kita juga akan menimba pengalaman dari UMY, UMM, dan UMS yang sudah terakreditasi, agar bisa belajar langsung bagaimana langkah-langkah untuk mendapatkan akreditasi,” jelasnya.

Di sisi lain, Sekretaris Majelis Dikti PP Muhammadiyah, Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd menjelaskan bahwa workshop AIPT tersebut nantinya tidak hanya dalam bentuk pemaparan materi dari beberapa narasumber, tapi juga akan diberikan pelatihan penyusunan borang yang akan didampingi oleh UMY, UMM dan UMS sebagai PTM yang sudah terakreditasi. “Narasumber untuk penyusunan dan penyelesaian borang ini nanti akan langsung diisi oleh BAN-PT pusat, Dikti PP Muhammadiyah, dan juga rektor-rektor dari PTM yang sudah terakreditasi,” jelasnya.

Samsudin juga mengatakan bahwa selain PTM dan PTA yang berasal dari DIY, Jateng, dan Jabar, ada pula satu rombongan peserta dari Universitas Muhammadiyah Pontianak. “Ada juga peserta dari Kalimantan Barat, dari Unmuh Pontianak. Seharusnya mereka mengikuti workshop yang di regional I di UHAMKA saat tanggal 13-14 November kemarin, tapi mereka tidak bisa ikut, jadi baru ikut pada workshop di regional II. Kami juga akan melaksanakan workshop AIPT untuk regional III (Jawa Timur, Sulawesi, maluku, NTB, NTT dan Papua) pada 27-28 November besok di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA),” pungkasnya. (sakinah)