Muhammadiyah Steps Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tidak ingin kehilangan momentum untuk memperingati Hari Santri Nasional (Oktober 2020) dan Hari Anak Nasional (November 2020), dengan menggagas ide program pengabdian masyarakat bertajuk Pesantren Sehat dan Ramah Anak: Pondok Pesantren sebagai Akselerator Pembangunan Bangsa. Maka dari itu Muhammadiyah Steps UMY mengadakan workshop program “Pondok Pesantren Sehat dan Ramah Anak” di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Kamis (26/11).
Program pondok pesantren sehat dan ramah anak sejalan dengan program prioritas Pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai target dari program Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030. Salah satu dari beberapa target yang ditetapkan adalah pembangunan kapasitas dan kualitas anak Indonesia. Kemudian mengerucut dengan target yang ingin dicapai diantaranya penghapusan kemiskinan anak, tidak ada lagi anak-anak kekurangan gizi dan meninggal karena penyakit yang bisa diobati, menciptakan lingkungan yang ramah terhadap anak, dan memenuhi kebutuhan pendidikan anak khususnya pendidikan di usia dini.
Dalam pemaparannya, dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA Kepala Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi (PKGI), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyampaikan bahwa hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2018 menunjukkan anak usia 0-17 tahun yang mengalami keluhan kesehatan mencapai 31,59%. “Anak yang mengalami keluhan kesehatan dan mengakibatkan terganggunya sekolah, pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari (sakit) sebesar 15,89%, Anak-anak yang mengalami keluhan kesehatan di daerah perkotaan sebesar 32,89%, relatif lebih tinggi dibandingkan di pedesaan sebesar 30,10%.” ungkapnya.
Pimpinan dan Pengurus Yayasan, Ustad, Ustadzah, Guru dan santri dari Pondok Pesantren Al Kamal dan Al Huda di Kabupaten Kebumen, menjadi peserta yang menghadiri acara seminar dari Muhammadiyah Steps UMY. Kedua pesantren tersebut dipilih sebagai peserta utama karena mereka sudah memiliki program promosi kesehatan dan lingkungan yang dijalankan secara masif. Salah satu program yang dijalankan pondok pesantren Al-Kamal dan Al-Huda adalah menerapkan kawasan tanpa rokok (Zero Tolerance). “Komitmen ini memperlihatkan betapa progresifnya kedua pesantren tersebut dalam melakukan invasi dan perkembangan guna meningkatkan kualitas institusinya,” sambut Marlina Indrianingrum, SKM., M.Kes., Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kebumen.
Pada tahun 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi (demographic dividen) karena jumlah kelompok usia produktif meningkat tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengantarkan Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas. Bonus demografi ini akan diperoleh dengan prasyarat utama tersedianya Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. “Harapannya pondok pesantren Al-Kamal dan Al-Huda dapat menjadi lokomotor untuk pondok pesantren lainnya di Kabupaten Kebumen, khususnya program yang mereka terapkan,” tukas Marlina.
Program pendampingan yang dilakukan Muhammadiyah Steps UMY ini merupakan serangkaian kegiatan dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen, salah satunya melaksanakan peran perguruan yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam untuk kemaslahatan umat. (Hbb)