Muhammadiyah Steps mengadakan acara silaturahmi dan buka puasa bersama Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah Muhamadiyah, Otonom Tingkat Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Institusi Pendidikan Tinggi Muhammadiyah. Selain bersilaturahmi, kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (30/04) lalu ini juga memiliki tujuan lain, yakni untuk meningkatkan peran Muhammadiyah untuk mengoptimalkan berbagai program kesehatan global seperti penanggulangan masalah tuberculosis and lung disease, stunting, gizi kurang dan buruk, dan pengendalian konsumsi rokok sebagai bagian dari persiapan sumber daya manusia pada bonus demografi tahun 2030-2040 di Indonesia.
Perwakilan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Assoc. Prof. Wawan Gunawan Abdul Wahid, Lc., M.Ag., dalam kegiatan yang diadakan di Grand Rohan Jogja, menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa sebagai upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga melindungi generasi muda dalam Fatwa Hukum Merokok No. 6/SM/MTT/III/2010 tentang Hukum Merokok serta Fatwa No. 01/PER/I.1/E/2020 tentang Hukum Merokok e-Cigarette. Menurutnya, momentum bulan Ramadhan ini menjadi waktu yang tepat untuk titik awal berhenti merokok karena ada kewajiban untuk berpuasa. “Ketika di waktu lain para perokok gagal untuk berhenti, maka mereka akan berhasil berhenti pada bulan Ramadhan karena adanya niat dan keinginan yang tinggi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Muhammadiyah Maternal and Child Health Center (MMCC), Dr. Med (Cand)., dr. Supriyatiningsih, Sp.OG., M.Kes., menjelaskan bahwa jumlah anak dengan stunting di Indonesia berada di peringkat ketiga tertinggi di dunia. “Stunting dapat terjadi akibat paparan rokok dan kurangnya konsumsi makanan bergizi. Hal ini akan menyebabkan ancaman pada perekonomian nasional dan bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang,” terangnya. Di samping stunting, perilaku merokok juga berkaitan dengan rentannya manusia terkena tuberculosis. Untuk itu, melakukan pengendalian perilaku merokok sangatlah penting untuk mengurangi resiko-resiko yang akan terjadi.
Selain dengan melakukan pengendalian perilaku merokok, sektor ketahanan pangan merupakan hal yang penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satunya dengan memberdayakan petani. Pemberdayaan salah satunya dapat dilakukan dengan mendirikan sekolah petani mandiri yang memiliki tujuan sebagai motivasi para petani agar dapat melakukan pertanian berkelanjutan. (ays)