Muhammadiyah Corner Festival (Muhcorfest) 2023 mengajak civitas academica Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk membangun kesadaran akan pentingnya arsip sejarah yang ada di Muhammadiyah. Ajakan tersebut dikemas dalam rangkaian acara Muhcorfest yang diawali dengan Lomba Essai dengan tema “Muhammadiyahku Muhammadiyahmu, Muhammadiyah yang Menggembirakan”, Lomba Cerdas Cermat Agama serta Pameran Foto dan Arsip Sejarah Muhammadiyah yang berlangsung pada 13 hingga 18 November bertempat di Gedung D Lantai 1, Kampus Terpadu UMY.
Selain itu, Muhcorfest 2023 juga menggelar acara Talkshow SejarahMu dengan tema “Urgensi Arsip Pustaka dan Realita Pemanfaatan Sebagai Sumber Informasi” dan Awarding lomba pada Sabtu (18/11) di Gedung D Lantai 1 UMY. Talkshow SejarahMu sebagai penutup acara Muhcorfest 2023 dihadiri oleh Muhammad Akmal Ahsan, M.Pd selaku Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Muhammad Jubaidi, M.A Person In Charge (PIC) Muhammadiyah Corner Perpustakaan UMY.
Novy Diana Fauzie, S.S,. M.A Pustakawan sekaligus Kepala Perpustakaan UMY mengatakan, Muhcorfest bisa menjadi bagian dari UMY dalam memperingati Milad Muhammadiyah yang ke-111. “Semoga Muhcorfest menjadi sumbangsih nyata perpustakaan UMY dalam memperingati Milad Muhammadiyah yang ke-111,” jelas Novy saat memberikan sambutan.
Sementara materi yang disampaikan oleh kedua speaker talkshow mengajak audiens untuk sadar akan pentingnya arsip bagi kehidupan, seperti yang dikatakan oleh Jubaidi, mulai sekarang masyarakat harus peduli dengan arsip dan mengemasnya dengan baik sehingga ke depannya akan bermanfaat.
“Mulai sekarang kita harus menjadi masyarakat yang sadar arsip, mulai disiplin dengan mengemas arsip pribadi kita dengan baik. Sehingga ke depannya jika dibutuhkan dapat menjadi suatu yang bermanfaat dimasa yang akan mendatang,” tutur Jubaidi.
Hal senada juga disampaikan Muhammad Akmal, sebagai intelektual juga perlu sadar pentingnya arsip Muhammadiyah yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan Muhammadiyah ke depannya.
“Betapa pentingnya kemudian arsip itu dijadikan sebagai satu dasar untuk melihat Muhammadiyah saat ini serta mengembangkan atau menapaki sejarah masa depan Muhammadiyah,” jelas Akmal
Sebagai generasi muda Muhammadiyah, Akmal juga menyampaikan bahwa tugas yang harus diemban adalah menyebarluaskan produk masa lalu atau arsip Sejarah Muhammadiyah kepada khalayak publik agar kita senantiasa mencintai Muhammadiyah.
Kiat yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kesadaran terhadap arsip sejarah diantaranya adalah menerapkan tiga tipologi yakni membangun relasi, kolaborasi dan kontribusi. “Sudah sewajarnya kita mengelola arsip sejarah dan mulai mengemas dengan menerapkan tiga tipologi yaitu, relasi yang terbuka, kerjasama antar institusi satu sama lain, dan kontribusi yang diberikan oleh setiap individu,” tutup Akmal (Ndrex)