Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH UMY) menerima kunjungan tiga akademisi dari Jepang. Mereka adalah Prof. Kusano Yoshiro, Prof. Tatsuki Inada, dan Dr. Nagao Satoru. Ketiganya berasal dari School of Law Gakushuin University, Tokyo. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menjalin kerjasama Fakultas Hukum Gakushuin University dengan FH UMY. Dalam pertemuan ini, FH Gakushuin menawarkan kemungkinan memberikan beasiswa bagi dosen FH UMY untuk melakukan riset di Jepang. Sebaliknya, pihak FH UMY menawarkan Summer Course on Islamic Law, seperti yang sudah pernah dilakukan di Charles Darwin University Australia.
Hal ini disampaikan oleh H. Muhammad Endrio Susilo, S.H., MCL., saat ditemui di sela-sela acara kunjungan, Kamis (29/12) pagi di Gedung Rektorat UMY.
Endrio berpendapat, kerja sama ini merupakan kesempatan bagi dosen FH UMY untuk melihat dunia internasional. “Jepang adalah negara yang sangat maju dalam hal mediasi. Perkembangan mediasi di Indonesia tidak lepas dari kontribusi Prof. Osano. Bahkan, saat Mahkamah Agung (MA) membuat perundang-undangan tentang mediasi, itu adalah hasil studi banding ke Jepang. Diharapkan dengan melakukan riset di Jepang, akan membawa banyak sumbangsih bagi dunia hukum di Indonesia,” ungkapnya.
Belajar Hukum ke Jepang, Endrio melanjutkan, lebih sesuai untuk Indonesia. “Secara basis budaya, Jepang lebih mirip dengan Indonesia. Apa yang dianggap benar dan tidak benar, antara Jepang dan Indonesia jauh lebih sesuai, daripada kita belajar ke Eropa. Jepang dan Indonesia sama-sama orang Timur,” jelasnya.
Masih menurut Endrio, selain hal tersebut di atas, kesempatan ini juga merupakan kesempatan bagi dosen untuk aktif di dunia riset ilmiah. “Dengan melakukan riset di Jepang, dosen akan lebih terbuka wawasannya. Selain itu, hal ini juga akan berdampak pada kepercayaan diri dosen. Bagi FH sendiri, secara pragmatis, poin akreditasi akan terus meningkat,” tuturnya. Rencananya, para tamu akan langsung bertolak ke Jepang seusai ramah tamah dan makan siang bersama pimpinan UMY.
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FH UMY) menerima kunjungan tiga akademisi dari Jepang. Mereka adalah Prof. Kusano Yoshiro, Prof. Tatsuki Inada, dan Dr. Nagao Satoru. Ketiganya berasal dari School of Law Gakushuin University, Tokyo. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menjalin kerjasama Fakultas Hukum Gakushuin University dengan FH UMY. Dalam pertemuan ini, FH Gakushuin menawarkan kemungkinan memberikan beasiswa bagi dosen FH UMY untuk melakukan riset di Jepang. Sebaliknya, pihak FH UMY menawarkan Summer Course on Islamic Law, seperti yang sudah pernah dilakukan di Charles Darwin University Australia.
Hal ini disampaikan oleh H. Muhammad Endrio Susilo, S.H., MCL., saat ditemui di sela-sela acara kunjungan, Kamis (29/12) pagi di Gedung Rektorat UMY.
Endrio berpendapat, kerja sama ini merupakan kesempatan bagi dosen FH UMY untuk melihat dunia internasional. “Jepang adalah negara yang sangat maju dalam hal mediasi. Perkembangan mediasi di Indonesia tidak lepas dari kontribusi Prof. Osano. Bahkan, saat Mahkamah Agung (MA) membuat perundang-undangan tentang mediasi, itu adalah hasil studi banding ke Jepang. Diharapkan dengan melakukan riset di Jepang, akan membawa banyak sumbangsih bagi dunia hukum di Indonesia,” ungkapnya.
Belajar Hukum ke Jepang, Endrio melanjutkan, lebih sesuai untuk Indonesia. “Secara basis budaya, Jepang lebih mirip dengan Indonesia. Apa yang dianggap benar dan tidak benar, antara Jepang dan Indonesia jauh lebih sesuai, daripada kita belajar ke Eropa. Jepang dan Indonesia sama-sama orang Timur,” jelasnya.
Masih menurut Endrio, selain hal tersebut di atas, kesempatan ini juga merupakan kesempatan bagi dosen untuk aktif di dunia riset ilmiah. “Dengan melakukan riset di Jepang, dosen akan lebih terbuka wawasannya. Selain itu, hal ini juga akan berdampak pada kepercayaan diri dosen. Bagi FH sendiri, secara pragmatis, poin akreditasi akan terus meningkat,” tuturnya. Rencananya, para tamu akan langsung bertolak ke Jepang seusai ramah tamah dan makan siang bersama pimpinan UMY.(intan)