Berita

Pascasarjana UMY Luluskan 4 Mahasiswa Filipina

Abdulgafur I. Abdulhamid, Kepala bidang Pendidikan di Bioro Of Madaris Education, Department of Education Autonomous Religion In Mindanao, yang juga menjadi mahasiswa Komunikasi dan Konseling Islam, Magister Studi Islam, Program Pascasarjana UMY.

Pada Kamis (12/6) kemarin, UMY mewisuda 579 mahasiswanya baik yang berasal dari program sarjana, vokasi, dan Pascasarjana. Diantara 579 mahasiswa tersebut, 4 diantaranya merupakan mahasiswa Magister Studi Islam konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam, Program Pascasarjana UMY yang berasal dari Filipina. Keempat mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan, mereka adalah Abdulgafur I. Abdulhamid, Morbiya Panghalo Sawangan, Fahad Mohammad Talib, dan Abukair Langisan Hatalan.

Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si, selaku ketua program studi Magister Studi Islam mengatakan bahwa keempat mahasiswa Filipina yang menjalani studi lanjut di UMY tersebut berasal dari daerah Mindanao, Filipina. Kedatangan mereka untuk melanjutkan studi S2 di UMY pun berkat kerjasama antara Departemen Pendidikan Pemerintah Mindanao, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan UMY sendiri. “Kami memberikan beasiswa full murni bagi mereka, atas kerjasama Departemen Pendidikan Pemerintah Mindanao, PP Muhammadiyah, dan UMY. Namun, sebenarnya masih ada satu mahasiswa Filipina lagi yang diberi beasiswa, dan saat ini dia juga sedang melanjutkan studi S3 nya di Program Doktor UMY,” ungkapnya.

Arif juga mengatakan bahwa keberadaan lima mahasiswa Filipina di Pascasarjana UMY itu juga sebagai bentuk kepedulian UMY dan PP Muhammadiyah untuk membantu sesama saudara Muslim. Khususnya bagi penduduk Muslim yang berada di Mindanao, Filipina. Karena di sana, umat Muslim masih menjadi minoritas, dan mereka juga sedang berjuang untuk menjalankan otonomi daerahnya. “Ini sebagai bentuk kontribusi kami pada sesama Muslim, dalam meningkatakan kualitas sumberdaya manusianya. Karena di sana mereka juga sedang memperjuangkan otonominya. Jadi ini sebagai langkah riil kami membantu mereka. Selain itu, ini juga sebagai bukti bahwa Pascasarjana UMY sudah semakin di kenal,” ujarnya.

Selain itu pula, Arif menambahkan bahwa kerjasama akademik tersebut akan berlanjut untuk tahun depan. “Keempat mahasiswa Filipina itu nanti akan kembali ke negaranya. Namun yang pasti, tahun depan kami juga akan menerima mahasiswa dari Filipina lagi sekitar 12 orang, dengan menggandeng Dikti untuk kerjasamanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Abdulgafur I. Abdulhamid​, salah seorang mahasiswa Pascasarjana asal Filipina yang kemarin telah diwisuda ini, mengaku senang bisa melanjutkan studi S2 nya di Indonesia, khususnya di UMY. Sebab menurutnya, Indonesia dan Filipina sebenarnya punya suasana yang hampir sama. “Kami sangat senang bisa melanjutkan kuliah di sini, karena suasana di Indonesia ini seperti di Filipina. Dan itu membuat kami bisa cepat beradaptasi di sini,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Abdulgafur yang juga menjadi Kepala bidang Pendidikan di Bioro Of Madaris Education, Department of Education Autonomous Religion In Mindanao, dirinya beserta ketiga temannya memilih konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam di Program Pascasarjana UMY untuk mendukung misi mereka di Mindanao, Filipina. “Kami ingin berdakwah dan mengajarkan masyarakat Filipina tentang Islam. Di samping itu juga untuk membantu permasalahan Muslim Mindanao yang hingga saat ini masih belum usai. Karena Muslim di Filipina itu adalah minoritas, dan hanya terdapat di daerah Mindanao,” tuturnya.

Karena itu, imbuh Abdulgafur lagi, ia sangat mendukung jika nantinya pemerintah Indonesia bisa ikut memberikan pendidikan bagi umat Muslim di sana. Terlebih lagi jika pemerintah Indonesia bisa ikut membiayai pendidikan umat Muslim di Mindanao. “Kami harap, pemerintah Indonesia bisa terus mendukung untuk memberikan pendidikan bagi Muslim Mindanao. Karena di sana, kami masih menjadi minoritas, jadi masih memiliki banyak kendala serta kekurangan, khususnya dalam pendidikan,” ungkap Abdulgafur yang juga menjadi satu-satunya mahasiswa Pascasarjana UMY yang membuat tesisnya dalam bahasa Arab.