Program studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, menggagas pembentukan Asosiasi Bahasa Inggris untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Se-Indonesia. Asosiasi yang akan dinamakan Assosiation of English Department ini merupakan gabungan dari semua prodi pendidikan bahasa dan sastra Inggris di PTM, serta bertujuan untuk memberikan pembelajaran yang baik mengenai bahasa Inggris, baik bagi dosen, staf, maupun mahasiswanya.
Hal tersebut disampaikan Jati Suryanto, S.Pd., M.A Dekan FPB UMY dalam workshop Peningkatan Kurikulum Jurusan Bahasa Inggris, di ruang sidang komisi gedung AR. Fakhruddin A lantai 5, kampus terpadu UMY. Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya beserta dosen-dosen prodi pendidikan bahasa dan sastra Inggris di PTM yang ada di Jawa Timur, DIY, dan Jawa Tengah, belajar pada pengalaman Center of English Language and Communication (CEL-C) dari Nasional University of Singapore.
Jati juga menyampaikan, tujuan lain dari dibentuknya asosiasi English Department ini juga untuk memberikan pelatihan pada dosen-dosen mengenai kurikulum bahasa Inggris yang baik untuk diterapkan pada mahasiswa. “Agar kita bisa terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di program studi pendidikan bahasa dan sastra Inggris. Untuk itulah alasan hari ini kita berkumpul di sini. Selain untuk membahas mengenai bentuk-bentuk program yang akan kita jalankan, juga belajar pada CEL-C yang telah lebih dulu memiliki asosiasi bahasa Inggris,” ujarnya.
Sementara itu, Assosiate Prof. Dr. Wu Siew Mei, Direktur CEL-C mengatakan bahwa sebenarnya adanya asosiasi bahasa Inggris di luar perkuliahan itu juga penting. Hal ini karena bisa membantu dosen untuk terus belajar cara-cara efektif dalam mengajarkan bahasa Inggris. Melalui asosiasi itu juga kurikulum pendidikan bahasa Inggris juga bisa dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. “Karena sebetulnya, belum tentu orang yang bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik, bisa mengajarkan bahasa Inggris juga dengan baik. Itulah kenapa perlu ada asosiasi bahasa Inggris untuk proses belajar mengajar yang lebih intensif,” ujarnya.
Selain itu, menurut Prof. Wu, dari asosiasi tersebut para dosen yang tergabung di dalamnya juga bisa dilatih dan diajarkan bagaimana mengajarkan bahasa Inggris yang baik. “Dari pengalaman yang telah kami jalani, adanya asosiasi bahasa Inggris ini terbukti bisa memberikan kemampuan penguasaan bahasa Inggris yang sangat baik bagi mahasiswa. Para mahasiswa bisa menggunakan bahasa Inggrisnya dengan sangat baik, dalam percakapan maupun penulisannya,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan Prof. Susan dari Nasional University of Singapore. Selain mentraining para dosen bahasa Inggris yang tergabung dalam asosiasi tersebut, mereka juga memotivasi para dosen untuk bisa menggunakan bahasa Inggris saat berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswanya, baik dalam perkuliahan maupun di luar kuliah. “Saya rasa, motivasi ini menjadi kunci penting dalam belajar bahasa Inggris. Dosen harus bisa memotivasi mahasiswanya untuk mau dan senang belajar bahasa Inggris. Kemudian juga memberikan teknik pembelajaran yang baru dan berbeda, serta menggunakan sistem sharing di dalam kelasnya. Bahkan mungkin, mahasiswa bisa juga dikenalkan atau diajak mempelajari tentang negara-negara lain di dunia,” tuturnya.
Prof. Susan juga menambahkan, bahwa kehadiran dirinya dan Prof. Wu juga untuk melihat situasi pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, khususnya di PTM di Jawa. Kemudian melihat apa yang bisa diberikan dan ditindak lanjuti bersama ke depannya. “Karena menurut kami, bahasa Inggris itu penting. Terlebih lagi di kawasan Asia yang pada tahun 2015 besok sudah akan memasuki era Asean Economy Community (AEC). Jadi, kami berkeinginan untuk mengajak semua kalangan untuk bisa berbahasa Inggris dengan baik, baik itu di tingkat pemerintahan, isntitusi pendidikan, industri, maupun kalangan manapun bisa memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa Inggris,” imbuhnya. (Sakinah)