Jaringan jalan dan moda transportasi yang terbatas seiring dengan peningkatan aktivitas interaksi manusia menjadi salah satu kendala dalam bidang transportasi saat ini. Untuk itu, survei asal tujuan transportasi nasional diharapkan mampu menjadi landasan dalam merencanakan dan membuat kebijakan dalam bidang transportasi.
Demikian disampaikan Sekretaris Forum Peduli Transportasi Yogyakarta-Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FPTY-JTS UMT), Reza Gustav, di Kampus Terpadu UMY, Selasa (14/12).
Dalam uji coba survei asal tujuan transportasi nasional yang rangkaian kegiatannya berupa pelatihan (coaching) bagi calon potensi surveyor, di Kampus Terpadu UMY. Acara tersebut merupakan kerjasama antara Badan Litbang Kementerian Perhubungan yang berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Yogyakarta serta FPTY- JTS UMY. Tercatat 90% atau 134 surveyor merupakan mahasiswa dan alumni Jurusan Teknik Sipil UMY yang melakukan survei di Kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunung Kidul, dan kota Yogyakarta
Survei ini nantinya akan dijadikan landasan (pilot project) untuk dilaksanakannya survei asal tujuan transportasi nasional yang direncanakan pada 2011.
Reza mengungkapkan, saat ini ada peningkatan aktivitas interaksi manusia sementara disisi lain jaringan jalan dan moda transportasi justru terbatas. Kebutuhan aksesbilitas, efektivitas, efisiensi, kenyamanan perjalanan, dan keselamatan penumpang, serta aspek sumber daya energi dan lingkungan juga menjadi indikator penting dalam mempersiapkan kebijakan transportasi di masa depan dengan mengoptimalkan sumber daya untuk pencapaian tujuan transportasi.
Ia juga menilai, tingkat penggunaan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil di Yogyakarta cukup tinggi. Sementara itu, tingkat pertumbuhan kota ini juga meningkat setiap tahunnya. Hal itu berpengaruh terhadap jumlah penggunaan pemakaian moda transportasi yang berkaitan infrastruktur jaringan jalan atau kapasitas yang bisa menjadi masalah dalam mengimbangi laju pertumbuhan kendaraan.
“Bisa dibayangkan apabila dalam pemilihan moda transportasi orang cenderung memilih kendaraan pribadi, sedangkan akses jalan masih terbatas dan laju pertumbuhan kendaraan cukup cepat. Hal ini bisa menjadi indicator kemacetan di masa datang, belum lagi masalah yang berdampak pada aspek lingkungan, social, budaya, politik. Oleh karenanya, survei ini penting dilakukan demi merencanakan transportasi masa depan yang lebih baik,” urai Reza.
“Selain itu, survei dan indikator tersebut penting menjadi pertimbangan demi mengurangi permasalahan transportasi di masa depan seperti adanya kemacetan, penundaan pemberangkatan perjalanan, hingga kecelakaan mengingat transportasi merupakan bidang yang cukup kompleks dinamika dan cukup dinamis perkembangannya sehingga banyak aspek terintegrasi didalamnya yang perlu dikaji,” urai Reza.
Survei ini, dipaparkan Reza, mendapatkan informasi kinerja prasarana transportasi kendaraan dan untuk menganalisa kinerja infrastruktur seperti kinerja jalan raya.
Survey tersebut dijalankan dengan dua metode, yaitu melalui wawancara tepi jalan (Road Side Interview) dan menghitung jumlah semua jenis kendaraan yang melewati ruas jalan yang dijadikan titik survei dalam waktu tertentu. “Untuk road side interview ini, yang disurvei adalah informasi jenis transportasi kendaraan, asal dan tujuan sopir dan penumpang, termasuk rute perjalanan,” terangnya.