Sebagai pemilih pemula, Pelajar menjadi sasaran serangan fajar (politik uang) pada setiap pesta demokrasi di Indonesia, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan politik di kalangan pelajar.
Demikian disampaikan oleh mantan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Pusat, Bambang Eka Cahya Widodo, SIP., M.Si, dalam Pelatihan Pendidikan Politik Pemilih untuk SMA/MA se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (09/04) di Ruang Sidang AR. Fakhruddin B lantai 5 Kampus Terpadu UMY. Pelatihan dengan tema “Pelajar Melek Politik, Why Not?” ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Pemerintahan (IP) UMY menghadirkan juga Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul sekaligus Ketua Jurusan IP UMY, Dr. Suranto, M. Pol,
Bambang menjelaskan bahwa para pemilih pemula yang kebanyakan pelajar masih bingung dan tidak mengerti tentang calon-calon pada saat pemilu karena itu mereka mudah dipengaruhi oleh beberapa pihak. “Untuk menghindari praktek politik uang pada saat pemilu, maka perlu adanya pendidikan politik bagi para pelajar agar nanti tidak ada lagi praktek serangan fajar,” jelasnya.
Mantan Ketua Bawaslu Pusat yang juga dosen Ilmu Pemerintahan UMY ini memaparkan bahwa sebagai manusia harus melek akan politik, karena politik sendiri merupakan bagian dari manusia. “Politik sebenarnya ada dalam kehidupan sehari-hari kita, bahkan jika ada dua orang saling berinteraksi itu juga dikatakan politik. Politik juga erat kaitannya dengan hubungan negara dan masyarakatnya, sehingga sebagai warga negara Indonesia kita wajib tahu tentang politik di negara ini,” paparnya.
Pemilu sendiri, imbuh Bambang, merupakan pintu masuk dari Politik. “Melalui Pemilu yang diselenggarakan lima tahun sekali akan menentukan nasib kita lima tahun kedepan, karena dalam pemilu akan memilih orang-orang yang nantinya menjadi pemimpin kita dan mengurusi urusan kenegaraan,” imbuhnya
Selain itu, Pemilu juga menjadi ajang orang-orang memperjuangkan kepentingan mereka. Dalam pemilu nantinya, aktor-aktor politik akan memperjuangkan kepentingan mereka masing-masing. Untuk itu, pengetahuan politik juga membuat kita tahu bagaimana memilih pemimpin yang cerdas dan yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
Senada dengan hal tersebut, Suranto menuturkan bahwa pendidikan politik akan membentuk karakter bangsa Indonesia. ” Selama ini banyak kasus yang bersinggungan dengan para pelajar. seperti narkoba, premanisme, pergaulan bebas dan kenakalan remaja yang lain. Dengan adanya pendidikan politik sejak dini maka akan meminimalisir adanya kenakalan remaja yang terjadi,” tuturnya.
Ketua Prodi IP UMY mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat penting guna mempersiapkan pemilu 2014 nanti. “Supaya para pelajar yang menjadi pemilih pemula bisa lebih jeli dalam menentukan pilihannya dan tidak terpengaruh oleh kepentingan manapun,” ungkapnya.