Berita

Pelajari Manajemen UKM, LPTQ UMY Kunjungi ASC UM

IMG_4485(4)Sebagai bentuk penanaman nilai-nilai al-qur’an di kalangan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) UMY mengunjungi UKM Al-Qur’an Study Club (ASC) di Universitas Negeri Malang (UM) pada Jum’at, (29/4). Kunjungan yang diikuti oleh 28 anggota dan pengurus LPTQ UMY tersebut, belajar mengelola lembaga dakwah Al-Qur’an di Universitas yang notabene merupakan Universitas Negeri, namun UKM ASC justru menjadi UKM resmi di universitas tersebut.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Dr. Yusuf Hanafi, M.Fil.I selaku Kepala P2KB LP3 UM, sekaligus pendamping UKM ASC saat memberikan sambutan yang mengungkapkan bahwa UKM ASC menjadi UKM terbesar yang dimiliki oleh UM, serta menjadi UKM resmi yang disahkan langsung oleh rektor UM. “Pengakuan sebagai UKM resmi karena ASC telah berhasil menjadi juara umum dua kali berurut-turut dalam ajang bergengsi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an, red) pada tahun 2013 dan 2015. Meskipun kami bukan ber basic Islam, namun UKM yang didirikan oleh para pecinta Al-Qur’an ini justru UKM yang memiliki peminat yang sangat tinggi,” ungkap dosen sastra Arab tersebut.

Disamping itu Ketua ASC 2016, M. Alifudin Ikhsan mengatakan bahwa banyaknya peminat mahasiswa dalam mempelajari al-qur’an yang disertai dengan bergabungnya para mahasiswa di ASC, dikarenakan upaya ASC yang selalu meningkatkan komunikasi dengan cara membuka pembinaan dan kerjasama dengan kampus-kampus sekitar. “Pembinaan pertama menggandeng UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sukses mengadakan HTQ (Ha’iah Tahfidz Al-Qur’an, red), lalu Universitas Brawijaya. Sedangkan ketua diberikan kepada kampus yang memiliki basic Islam dan kegiatan ke-Islaman yang baik, maka UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tampil menjadi ketua. Dalam pembinaan pertama berjalan sukses hingga banyak kampus-kampus sekitar menginginkan untuk bergabung. Jalinan komunikasi dan kerjasama inilah yang menjadi suatu dorongan agar organisasi tetap terus tumbuh dengan jumlah sumber daya manusia yang terus meningkat,” jelas Ali.

Selain itu, Ali menambahkan bahwa dengan banyaknya minat para mahasiswa yang ingin bergabung, mulai tahun 2016 ASC mendirikan 13 lembaga Semi Otonom (LSO) dengan pertimbangan semakin besarnya antusias mahasiswa dalam mengkaji dan memperdalam pengetahuan tentang Al-Qur’an. Semakin banyaknya anggota ini tentu membutuhkan dana sokongan UKM yang tidak sedikit. Untuk menutupi dana, ASC membuat perusahaan dalam lingkup mahasiswa. “Dalam organisasi pasti membutuhkan dana yang cukup untuk menunjang kemajuan suatu organisasi. Dana yang diberikan dari kampus tidak mencukupi, sehingga kami membuat perusahaan yang dikelola langsung oleh departemen kesejahteraan di bidang maliyah,” papar nya. Di samping berorganisasi, dengan membuat perusahaan untuk menunjang dana ASC, tentu dapat menumbuhkan jiwa berwirausaha.

Dilihat dari prestasi, serta administrasi yang telah tertata dengan baik, menjadikan daya tarik tersendiri bagi UKM LPTQ UMY untuk belajar mengelola UKM agar lebih tertata. Seperti yang dikatakan oleh Ketua LPTQ UMY, Ary Asy’ari yang mengatakan bahwa tujuan studi banding ke lembaga ASC UM selain sebagai bentuk implikasi program kerja divisi relasi dan kerjasama LPTQ UMY, prestasi serta bentuk manajemen UKM ASC sudah tertata dengan baik. “ASC memiliki sistem organisasi dan administrasi yang memiliki 850 anggota dengan menargetkan 1000 hafidz dan hafidzah di tahun 2017. Selain itu, terdapat 12 sistem pembinaan Al-Qur’an yang terstruktur, serta dibimbing oleh pembina yang profesional. Inilah yang menjadi dasar kunjungan LPTQ UMY ke UM,” papar Ary.

Sebagai salah satu UKM yang bertujuan untuk mencetak generasi qur’ani bagi mahasiswa UMY yang sejalan dengan tagline UMY unggul dan Islami, Ary berharap LPTQ UMY menjadi penggerak mahasiswa agar dapat membumikan dan menanamkan nilai-nilai al-qur’an di kampus UMY. “Diharapkan kami bisa mengambil banyak pelajaran dari ASC UM, khususnya di bidang pembinaan menuju perlombaan MTQ pada tahun 2017 mendatang, sehingga diharapkan nantinya dapat meraih prestasi yang membanggakan. Dari inilah para mahasiswa ikut tertarik menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an, sehingga dapat menciptakan suasana Islami di lingkungan kampus UMY,” harapnya. (hv)