Pemerintah Australia menyediakan 300 beasiswa setiap tahun bagi masyarakat Indonesia dan akan meningkat 500 beasiswa per tahun pada 2014. Beasiswa ini merupakan salah satu bentuk kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Australia di bidang pendidikan.
Demikian diungkapkan oleh Michael Bliss dari kedutaan Australia, Jakarta dalam seminaloka bertajuk Strengthening Mutual Understanding between Australia and Indonesia through Developing Australian studies bertempat kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Semiloka yang dilanjutkan dengan workshop simulasi sidang tersebut diselenggarakan dua hari hingga Selasa (1/6).
Michael menuturkan selain 300 beasiswa itu ada The Australian Basic Education Program yang memberi akses kepada anak muda Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Dalam program ini, Australia telah membantu komunitas lokal untuk mendapatkan 2000 beasiswa bagi masyarakat miskin dan berada di daerah terpencil dan membangun 330.000 tempat untuk mahasiswa SMP. “SMP dan madrasah yang di bangun terakreditasi nasional, skill para pengajar juga diperbaiki,”urainya.
Selain di bidang pendidikan, Indonesia Australia sebagai negara tetangga juga menjalin kerjasama di banyak bidang seperti melalui The Lombok Treaty, kesepakatan kerjasama dalam pertahanan, penegakan hukum, menghambat terorisme, keamanan maritim, dan penanggulangan bencana. “Di bidang lain seperti ekonomi dan perdagangan, sosial budaya melalui dialog antar budaya maupun agama,”tambahnya.
Senada dengan Michael, Syamsu Rizal dari Kementrian Luar Negeri Indonesia yang juga jadi pembicara melihat secara hubungan antar negara Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang cukup baik. Saat ini terus dikembangkan kerjasama dalam pengembangan demokrasi. “Australia berkontribusi sebesar A$ 6,2 juta untuk membantu persiapan dan pelaksanaan pemilihan parlemen dan presiden pada tahun 2009,”ungkapnya.
Walaupun secara hubungan antar negara keduanya memiliki hubungan baik, namun secara individu berdasarkan survey yang dilakukan di Australia terlihat masih banyak orang Australia yang menganggap Indonesia sebagai negara otoriter atau negara militer diktator, atau ekstrimis Islam dan masih banyak juga masyarakat Australia yang ragu akan tanggung jawab Indonesia dalam menepati perjanjian internasional. “ Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk menunjukkan pada masyarakat australia bahwa Indonesia tidak seburuk apa yang mereka pikirkan dan mereka persepsikan,”urainya.