Selama ini pemanfaatan sampah terutama limbah plastik untuk diolah menjadi kerajinan yang memiliki kebermanfaatan masih minim. Hampir sebagian besar masyarakat justru membuangnya secara cuma-cuma daripada memanfaatkan limbah tersebut. Untuk itu Fisipol Society Empeworment Club Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FISMO UMY) menyelenggarakan edukasi terhadap siswa bertajuk “Ayo Manfaatkan Sampah” pada Sabtu (24/3) di Sekolah Dasar Negeri Panggang Bantul Yogyakarta. Kegiatan tersebut dalam rangka menambah pemahaman terhadap para siswa terkait pengelolaan sampah untuk dijadikan kerajinan.
Muhammad Saiful Aziz selaku Ketua FISMO menyampaikan bahwa kegiatan “Ayo Manfaatkan Sampah” merupakan bentuk kepedulian nyata terhadap implementasi Tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat. “Edukasi tentang pemanfaatan sampah ini perlu ditanamkan terhadap para siswa agar bisa dimanfaatkan, dari tadinya tidak memiliki daya jual menjadi memiliki daya jual. Sebagian masyarakat juga masih sangat sukar sekali dalam mengelola sampah dan hanya dibuang begitu saja. Kalau kita perhatikan dalam keseharian kita tentu tak pernah terlepas dari penggunaan sampah plastik baik berupa kantong plastik ataupun wadah dari kemasan makanan. Untuk itu dengan sedikit usaha dan kreativitas, sampah tersebut sebetulnya sangat bisa untuk diolah dan memperpanjang umur sampah botol plastik agar tidak menumpuk di tempat sampah,” ujar Aziz.
Lebih lanjut Aziz menambahkan salah satu solusi cerdas dalam menangani masalah limbah sampah adalah dengan melakukan daur ulang. “Salah satu contohnya yaitu mendaur ulang botol plastik menjadi kerajinan. Sangatsederhana sekali caranya misal mengolah botol plastik menjadi tempat penyimpanan atau wadah. Sehingga jika kita lebih meningkatkan kreativitas akan menghasilkan banyak sekali variasi produk seperti pot bunga, dompet, tempat lilin, wadah aksesoris dan lain sebagainya,” papar Aziz.
Hal senada disampaikan oleh Suparyamsih, S.Pd selaku Guru SDN Panggang mengatakan bahwa para siswa masih awam dalam pemanfaatan dan penglohan sampah. “Jadi kami berfikir sampah itu hanya barang bekas yang sudah tidak bisa dipakai lagi. Selama ini kami sudah memfasilitasi terhadap sampah tentang pemilihan sampah organik dan non organik akan tetapi yang menjadi kendala saat ini pada pembuangan sampah di tempat terakhir tetap saja dijadikan satu. Untuk itu saya berharap adanya edukasi ini, anak semakin terbiasa dalam mengelola sampah dan bisa mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat,” tandasnya. (Sumali)