Pengakuan iman kepada Allah merupakan potensi dasar yang paling awal diberikan kepada setiap manusia, yang sudah Tuhan berikan sejak ruh ditiupkan kepada seorang janin. Kata Iman sering kali dipahami sebagai kognisi dan emosi yang membatin saja sehingga aspek pengamalan yang merupakan tindak lanjut dari iman, kognisi dan emosi tersebut sering terabaikan.
Menurut agama Islam, pada hakikatnya pengembangan karakter ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari iman yang sudah ada dalam diri manusia. Perlu digali karakter apa saja yang bisa dikembangkan dari iman tersebut dengan mengacu pada penjelasan al-Quran dan al-Hadits. Itulah yang disampaikan Alivermana Wiguna M.Ag. dalam sidang disertasinya yang berjudul Iman Sebagai Basis Psikologi Pengembangan Karakter (Studi Konseptual Al-Quran dan Al-Hadits) di Gd. Pascasarjana Lt.4 pada Kamis (20/9).
Untuk mendukung disertasinya itu, Alivermana menyampaikan bahwa aspek iman dalam pengembangan karakter memang dibutuhkan di Indonesia. “Hal inilah yang terjadi terhadap bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Pelanggaran hukum begitu merebak dimana-mana, terutama kekerasan terhadap hak-hak asasi manusia (human right violations) dan perilaku korupsi (corruption). Keadaan ini mendorong pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pengembangan karakter anak bangsa,” ujar Alivermana dalam sidang disertasinya.
Hasil dari disertasinya kemudian diharapkan bisa menjabarkan makna dari kata iman dalam Al-Quran yang berarti membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, mengamalkan dengan perbuatan yang dilandasi ilmu pengetahuan. Karakter dan kebijakan yang dapat dikembangkan secara psikologis dari pengamalan keimanan dari enam partisipan yang Alivermana teliti adalah bersyukur, berdoa, jujur, suka menolong, sabar, menjaga shalat, cinta ilmu dan mudah memaafkan.
Atas disertasinya ini Alivermana sukses menjadi doktor ke-51 yang diluluskan oleh program Pascasarjana Psikologi Pendidikan Islam UMY pada tanggal 20 September 2018 dengan predikat nilai yang sangat memuaskan. Serta menjadi doktor ke-65 yang diluluskan program Pascasarjana UMY. (Habibi)