Agaknya tepat untuk memberikan julukan “makhluk unik” kepada wanita bagaimana tidak sejak dilahirkan sampai usia remaja dan menghadapi kematian wanita kerap menghadapi persoalan reproduksi. Berbagai permasalahan reproduksi mulai dari nyeri haid hingga kanker leher Rahim dapat menghampiri. Tak ayal penting sekali bagi wanita sejak usia dini untuk memperhatikan kesehatan alat reproduksinya.
“Sebetulnya wanita disebut makhluk unik karena prosesnya dipengaruhi sejak dalam kandungan hingga meninggal oleh alat reproduksinya,” kata dokter spesialis kandungan dan kebidanan UMY dr. Supriyatiningsih,M.Kes,Spog pada talkshow bertema Kesehatan Reproduksi Wanita Masalah dan Perkembangannya.
Wanita, kata dr. Upi akan mengalami berbagai permasalahan reproduksi, mulai dari usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. “Ketika sudah lahir kemudian remaja akan menghadapi masalah seperti nyeri haid. Sampai usia 40 tahun ketika sudah menopouse bisa muncul problem lain,” jelasnya.
Ketika wanita mengalami haid pertama itu merupakan tanda bahwa wanita telah memasuki masa pubertas. Masa tersebut, jelas dr.Upi merupakan masa peralihan bagi seorang wanita dan kerap muncul berbagai keluhan seperti haid yang telat hingga nyeri ketika haid. “Ketika haid pertama tandanya wanita masuk masa pubertas, itu adalah lompatan yang sangat berbeda dengan masa sebelumnya bagi wanita.”
Direktur medis AMC itu mengatakan permasalahan itu muncul disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelainan fungsi bahkan tumor. Upi juga menjelaskan masalah itu juga dapat dipengaruhi oleh masalah psikis seperti stress pada remaja. “Ketika remaja ada masalah yang kerap muncul seperti haid telat, permasalahan itu muncul karena ada kelainan sinyal pada fungsi otak, atau yang lainnya seperti kista dan tumor,” kata Upi di hadapan puluhan peserta yang di dominasi kaum wanita.
Upi mengingatkan pentingnya bagi wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya karena penyebab kematian tertinggi yang disebabkan oleh penyakit reproduksi adalah kanker leher Rahim dan kanker payudara. Jenis kanker tersebut, sambung Upi hampir tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. “Untuk pencegahannya dapat dilakukan screening, screeningnya sangat mudah dan dapat dilakukan di puskesmas.”
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi sejak usia remaja untuk mencegah berbagai virus yang mungkin saja menghampiri ketika menikah. “Remaja bisa diberikan imunisasi berupa vaksin tetanus, hepatitis B, Rubela, dan HPV untuk mencegah kanker leher Rahim,” terang Upi.
Upi juga menyarankan para peserta yang datang untuk rajin memeriksa alat reproduksinya secara mandiri dan apabila menemukan kelainan agar berkonsultasi dengan dokter. “Rajinlah periksa alat reproduksi seperti payudara sendiri dengan meraba pada hari ke 4 sampai 5 haid pada tiap bulannya,” paparnya.
Dalam acara yang digelar dalam rangka Milad AMC ke 5 tahun itu Upi menyampaikan agar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita di kenalkan sejak dini. Pengenalan pada anak, lanjut Upi, haruslah menggunakan bahasa yang mudah di mengerti. “Di saat usia 7 tahun sudah bisa dikenalkan tentang tanda-tanda kelamin sekunder dengan bahasa yang mudah seperti ibu tidak sholat karena haid dan semua wanita akan haid,” katanya. (Lalu)