Berita

Pentingnya Pendidikan Anak dalam Keluarga Muslim Kontemporer

IMG_1024Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap anak, sehingga menuntut orangtua mendidik anak-anak dengan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan pembentukan kepribadian anak. Dari segi negatifnya, yaitu membawa dampak destruktif (merusak) terhadap perkembangan kepribadian (akhlak) anak dalam kehidupan keluarga, terutama paham sekularisasi. Dan wahana pendidikan yang dapat menjadi penangkal dan penetrasi paham sekuler terhadap anak adalah pendidikan keluarga, sebagai pendidikan primernya. Atas hal itu, dirasa pentingnya pendidikan anak dalam keluarga muslim kontemporer. Hal tersebut diungkapkan Tati Nurhayati dalam Sidang Promosi Doktor Pascasarjana Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Sidang Promosi Doktor yang dilakukan pada Sabtu (21/11) bertempat di Gedung Ar. Fachrudin A lantai 5 kampus terpadu UMY tersebut turut dihadiri beberapa penguji, diantaranya Prof. Dr. Usman Abubakar, MA, Dr. Muhammad Anis, MA, Prof. Dr. Siswanto Masruri, MA, Prof. Dr. Muhammad Chirzin, Mag, Dr. Arif Budi Raharjo, MSi, dan Dr. Muhammad Azhar, MA.

Diungkapkan Tati Nurhayati dalam pemaparan disertasinya yang berjudul Pendidikan Anak Dalam Keluarga Muslim Kontemporer (Studi Kasus pada Keluarga dengan Ayah dan Ibu Bekerja di Perumahan Mega Nusa Endah Karyamulya Kota Cirebon). Pendidikan yang dilakukan orangtua terhadap anak-anak akan menampilkan perilaku (behavior) anak-anak yang berbeda. Jika keluarga konsisten menginternalisasikan nilai-nilai akhlak mulia dan pendidikan intelektual yang baik kepada anak, maka anak tersebut akan mampu menampilkan perilaku yang baik pula, termasuk keterampilan intelektual. “Sangat diperlukan peran orangtua dalam mengadakan komunikasi langsung dengan anak, yaitu melakukan komunikasi yang baik dengan anak dalam memberikan pendidikan. Hal tersebut penting dilakukan agar anak menjadi manusia yang beriman, bertakwa, cerdas, dan memiliki keterampilan yang berguna bagi hidup anak. Di era keluarga muslim kontemporer saat ini banyak orang tua yang sibuk akan kegiatannya, sehingga pendidikan terhadap anak lebih sering diserahkan ke sekolah dan pembantu rumah tangga,“ ungkapnya.

Ditambakan Tati, beberapa tindakan dapat dilakukan oleh orangtua dalam melakukan pendidikan terhadap anak, yaitu dengan memilih media pendukung seperti pendekatan langsung, dengan mengemas materi pelajaran sesuai perkembangan intelektual anak. Selain itu memahami emosional, perilaku sosial, dan spiritual anak sangat diperlukan dalam memberikan pendidikan terhadap anak. “Orangtua dalam memberikan pendidikan terhadap anak dapat memanfaatkan metode keteladanan, nasihat, teguran, dan dengan pendekatan pendidikan rasional dan kasih sayang, sehingga anak akan merasa aman dan nyaman berada di lingkungan keluarga. Selain itu karena orangtua adalah pendidik dalam konteks pendidikan keluarga, dimana terdapat dimensi yang tidak dapat disampaikan orang lain kepada anak yang menjadi otoritas orangtua,” tambahnya.

Sementara itu, menurut Prof. Dr. Usman Abubakar, MA, saat ini di Indonesia masih langka doktor spesialis pendidikan keluarga. Karena pada dasarnya keluarga merupakan pilar bangsa yang utama dan pertama. “Saya rasa pendidikan terhadap keluarga, khususnya terhadap anak, itu sangat penting guna membentuk akhlak, dan kepribadian anak yang baik. Dan saat ini pendidikan keluarga, khususnya pendidikan keluarga muslim kontemporer masih langka, sehingga saya berharap Tati Nurhayati dapat mengembangkan dan melanjutkan disertasi terkait pendidikan keluarga tersebut sebagai doktor yang fokus terhadap pendidikan keluarga,” ungkapnya.

Ditambahkan Usman, hingga saat ini UMY telah meluluskan 23 doktor, dan dalam sidang promosi doktor tersebut Tati Nurhayati berdasarkan keputusan promotor, dan penguji dalam sidang tersebut berhasil meraih nilai A dengan predikat“sangat memuaskan”. (adam)