Berita

Pentingnya pendidikan lingkungan hidup

Proses pendidikan saat ini dinilai lebih menitikberatkan pada pengkayaan pengetahuan atau ilmu, bukan pada aspek moral dan tanggung jawab. Oleh karenanya, proses pendidikan ini perlu dibenahi dengan tidak mengabaikan pendidikan lingkungan hidup.

Demikian disampaikan Ketua Lembaga Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Ir. Muhjidin Mawardi, M.Eng dalam Sarasehan Lingkungan Muhammadiyah Satellite Meeting, Minggu (4/7) di Mini Theater Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sarasehan ini digelar dengan mendatangkan peserta dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Indonesia untuk bertukar pikiran mengenai permasalahan yang ada dalam daerahnya masing-masing untuk kemudian dicari solusinya bersama.

Cara pandang dikotomis yang dipengaruhi oleh paham antroposentrisme yang memandang alam merupakan bagian terpisah dari manusia dan manusia adalah pusat dari sistem alam mempunyai peran besar terhadap terjadinya kerusakan lingkungan.

Cara pandang demikian telah melahirkan perilaku yang eksploitatif, destruktif, dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungannya. Disamping itu, paham matrealisme, kapitalisme, dan pragmatisme dengan teknologi dan pengetahuan semakin mempercepat dan memperburuk kerusakan lingkungan baik dalam lingkup global maupun lokal.

Menurut Muhjidin, pendidikan lingkungan merupakan pendidikan strategis yang perlu dikembangkan dan diterapkan bagi generasi muda. Sebagai agen perubahan, generasi muda perlu memiliki wawasan lingkungan. “Dengan dibekali wawasan lingkungan, maka generasi muda akan memiliki kesadaran peduli lingkungan yang berujung pada perilaku untuk melestarikan lingkungan,” jelasnya.

Selama ini, Muhjidin menilai, pendidikan lingkungan belum dapat diwujudkan secara penuh karena masih terbatasnya pendidikan dan pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Kurangnya teladan dan pemimpin yang peduli terhadap lingkungan juga menjadi kendala dalam mengimplementasikan pendidikan lingkungan. “Selain itu, dakwah yang ada saat ini belum banyak menyentuh masalah riil tentang lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Selama ini materi dakwah lebih bersifat normatif dan belum banyak mengutip ayat Al-Quran yang berkaitan dengan lingkungan hidup,” urainya.

Lebih lanjut, Ia adanya paradigma dari sebagian orang yang mengganggap sumberdaya alam tidak lebih sebagai aset dan komoditas ekonomis. Anggapan tersebut kemudian menciptakan perilaku untuk sekadar memerhatikan atau memfokuskan pada nilai ekonomi saja dengan mengabaikan kelestaria lingkungan.