Berita

Pentingnya Pendidikan Seks untuk Anak Usia Dini

Anak hendaknya  memperoleh pendidikan seks sejak usia dini. Hal ini penting untuk mencegah berkembangnya pikiran-pikiran negatif pada anak, terutama bila anak sudah mulai mengenal informasi dari media seperti Televisi , Internet, buku dan sebagainya.

Demikian disampaikan oleh dr. Eka Viora, Sp.K.J.  dalam Talkshow  “Bagaimana Bicara Seks pada Anak?”, yang diselenggarakan di Ballroom Asri Medical Centre (AMC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Sabtu, (29/09).  Talkshow ini  bertujuan untuk memperingati hari  Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober mendatang yang diadakan atas kerjasama Fakultas Kedokteran (FK) UMY, Asri Medical Centre, Asosiasi Kesehatan Anak dan Remaja Indonesia (Akeswari) cabang Yogyakarta, dan juga Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKGJI) cabang Yogyakarta.

Menurut Eka, pendidikan seks untuk anak usia dini sudah seharusnya dilakukan, karena  akan mempengaruhi kehidupan anak ketika remaja. “ Selama ini, pendidikan seks dianggap tabu dikalangan masyarakat. mereka berpendapat bahwa pendidikan seks belum pantas diterima oleh anak usia dini, padahal pendidikan seks sangat berpengaruh untuk kehidupan anak ketika remaja. Karena nantinya mereka bisa berhati-hati dengan perlakuan berbahaya yang bisa diterimanya, seperti pelecehan seksual misalnya,“ jelasnya.

Eka mengatakan, orang tua merupakan aktor utama dalam hal pendidikan anak usia dini. “Orang tua sebagai wahana belajar utama bagi anak, karena orang tua lah yang paling tepat untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini”, terangnya.

Eka juga menambahkan anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tinggal bagaimana cara orang tua menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mereka. “Salah satu hal penting adalah menjawab pertanyaan sang anak dengan jujur dan dengan bahasa yang lebih halus, sehingga anak bisa memahami dengan baik. Namun juga tidak berarti harus dijelaskan secara detail, karena hal itu justru akan membuat anak merasa bingung”, tambahnya.

Eka mencontohkan pertanyaan yang sering dilontarkan anak pada orang tuanya, seperti “mama, kita lahir dari mana?”, “Ayah, mimpi basah itu apa?” atau jika anak bertanya tentang nama-nama organ tubuh, orang tua hanya akan menjawab dengan jawaban yang tidak sesuai kenyataan. “Seharusnya orang tua tidak perlu malu untuk menjawab pertanyaan anaknya, berikan jawaban yang tepat kepada anak, bukan menjawabnya dengan istilah atau kata-kata lain. Misalkan seperti vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau “burung”, paparnya.

Sementara dr. Warih A Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J. yang juga merupakan salah satu dosen FK UMY sekaligus narasumber lain dari acara ini menjelaskan bahwa pendidikan seks usia dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks.  ” Namun pendidikan seks pada usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki manusia dan apa fungsinya,” jelasnya.

Selain acara Talkshow  tentang Bagaimana  Bicara Seks pada Anak dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, juga akan diadakan workshop tentang Art Therapy yang akan diselenggarakan di AMC pada Minggu, (30/9) serta workshop Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas di Kampus Terpadu UMY pada hari yang sama pula. (Ibda/Sakinah)