Berita

Penyiar Dakwah Harus Punya Idealisme

KPI UMY Selenggarakan Pelatihan Kepenyiaran Bersama MQ FMMenjadi seorang penyiar radio memang membutuhkan keterampilan khusus dalam menjalaninya. Tak terkecuali bagi mereka yang memilih menjadi penyiar dakwah. Hanya saja ada satu hal yang membedakan antara penyiar radio biasa dengan radio dakwah. Seorang penyiar dakwah harus punya idealisme dalam menyiarkan semua bahan siarannya.

Demikian disampaikan salah seorang Produser MQ FM, Rizki Nurismaharini saat memberikan pelatihan kepenyiaran pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Workshop Kepenyiaran Radio bertemakan “Be a Qualifield Islamic Announcer and Creative Radio Producer” yang diselenggarakan pada Minggu (19/4) ini digagas oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KPI UMY, dan bertempat di Mini Teater Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) UMY.

Dalam pemaparannya, Rizki Nurismharini mengatakan, idealisme yang dimiliki oleh seorang penyiar dakwah itu merupakan suatu keharusan dan menjadi hal yang sangat penting. Karena hal itulah yang membedakan antara penyiar radio dakwah dengan penyiar radio biasa lainnya.

Rizki juga mengatakan, saat seseorang memutuskan untuk bersiaran di radio dakwah, popularitas dan materi bukan menjadi hal penting lagi yang harus diperjuangkan. Sebab yang harus diperjuangkan oleh seorang penyiar dakwah itu tidak lain dan tidak bukan adalah melakukan syiar dan menyebarkan ajaran tauhid di muka bumi. Itulah yang harus menjadi idealisme seorang penyiar dakwah.

“Ketika kalian memutuskan untuk bersiaran di radio dakwah, bukan popularitas dan materi yang kalian cari. Melainkan syi’ar yang harus kalian lakukan. Menyebarkan ketauhidan di bumi Allah. Itulah kenikmatan dan kesempatan yang luar biasa,” ungkap Rizki.

Hal senada juga dikatakan Annisa Safira, salah seorang penyiar senior MQ FM. Menurutnya, hal yang paling penting dalam siaran dakwah adalah kedekatan penyiar dengan Rabbnya. Karena itulah yang akan membuat siaran pada radio dakwah itu sukses.

“Penguasaan teknik-teknik siaran dengan baik, memang penting. Namun yang membuat siaran kita sukses dan bisa menggerakkan hati pendengar adalah kedekatan penyiar serta seluruh kru yang terkait dengan Rabbnya. Itulah kuncinya,” ujar Annisa.

Sementara itu, Fathurrahman Kamal Lc., M.S.I selaku Ketua Prodi KPI UMY yang turut hadir dalam workshop tersebut berharap, agar kegiatan tersebut dapat membuka jalan bagi mahasiswa KPI UMY untuk berkiprah dalam dunia kepenyiaran. Ia juga menyarankan agar mahasiswanya bisa menjadi penyiar yang berkarakter.