Tim Program Profesi Guru (PPG) Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah, melaksanakan tugasnya mengajar di Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Mereka berperan aktif dalam membantu proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
PPG Bahasa Inggris ini sudah dibentuk sejak Februari 2018 oleh Kemenristekdikti melalui proses seleksi yang panjang, dan kebetulan ini merupakan pertama kalinya UMY menjadi tuan rumah. Dari 18 calon guru yang telah terseleksi oleh Kemenristekdikti, terdapat empat diantaranya yang diterjunkan ke Madrasah Mualimaat Yogyakarta. Mereka adalah Ariska Maqoshidana, S.Pd., Lisana Mufida, S.Pd., Vita Kur ‘Anna, S.Pd., dan Yuliani Puspita Dewi, S.Pd.
Terdapat dua program pokok yang dijalankan oleh mereka di Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta, yakni program pembelajaran dan non pembelajaran. Untuk non pembelajaran, tim PPG UMY membantu Muallimaat dalam konteks di luar jam belajar seperti pemberian pelatihan bahasa Inggris untuk karyawan dan menjadi fasilitator untuk tamu asing yang kebetulan sedang melakukan survei.
Dwi Setiyawan, M.Pd.B.I selaku guru pamong di Madrasah Muallimaat Yogyakarta menjelaskan kegiatan yang dilakukan Mahasiswa PPG UMY. “Mereka praktek mengajar dan juga PTK (Penelitian Tindakan Kelas), serta membantu segala kegiatan yang ada di sini. Mulai dari formal sampai informal, intra dan ekstra. PPG membantu kami dalam program memandu karyawan untuk menerjemahkan serta memfasilitasi tamu asing yang kebetulan sedang datang ke sini,” jelasnya.
Tamu asing itu datang dari United Kingdom (UK) yang berasal dari kota Leeds dan merupakan komunitas Islam di Inggris. Mereka yang terdiri dari dua orang perempuan dan dua orang laki-laki dan merupakan satu keluarga Najib, yakni Nabeeha Arshad, Hamida Akhtar Najib, Idris Siddiq, dan Saifal-I-Islam Arshad. Mereka sengaja datang untuk melakukan survei tentang bagaimana kehidupan Muhammadiyah, dan memilih Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta sebagai tempat mereka bernaung. Survei ini dilaksanakan sejak 27 Agustus hingga 1 September, dan melibatkan mahasiswa PPG UMY untuk menjadi fasilitator di kelas. Para mahasiswa bertugas sebagai translator di dalam kelas, ketika tamu asing tersebut mengajar mengenai perbedaan kultur Indonesia dan Inggris.
Sementara kegiatan PPG UMY dimulai sejak Juli 2018 hingga Oktober 2018. Selama satu bulan berjalan, Ariska Maqoshidana mengaku mendapat banyak pelajaran untuk menjadi guru yang profesional. “Sesuai dengan tujuan dari Kemenristekdikti untuk mempersiapkan guru yang profesional sesungguhnya. Kami di sini benar-benar belajar nyata untuk menghadapi murid, bagaimana bersosialisasi dengan lingkungan Muallimaat, sehingga meningkatkan skill kami khususnya Bahasa Inggris,” tuturnya ketika ditemui di Muallimaat.
Lebih lanjut Ariska menambahkan bahwa program yang mereka jalani tersebut sangat bermanfaat. “Kami merasa ini benar-benar program yang sangat bermanfaat dari pemerintah, untuk mempersiapkan guru yang memiliki kualitas dan profesional,” tutupnya. (Habibi)