Magister Ilmu Pemerintahan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Jusuf Kalla School of Government) mengadakan penelitian tentang peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia, yang terus meluas dan berkembang dengan pesat. Penelitian ini diketuai oleh Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc yang merupakan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY, dan dibantu oleh tim peneliti Dr. Zuly Qodir, M.Ag, Dr. dr. Arlina Dewi, M.Kes. serta Riska Rahayu, S.IP.
Dalam menghadapi tantangan besar untuk melawan atau menghentikan persebaran COVID-19 di Indonesia, tidak hanya dibutuhkan peran dari pemerintah saja namun juga diperlukannya peran dari swasta seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Untuk itu, LSM terkemuka di Indonesia perlu bersatu dan terlibat dalam gerakan penanganan penyakit Covid-19, dengan upaya melakukan penggalangan dana secara nasional.
“LSM disini adalah Masyarakat Agama (Muhammadiyah; Nahdatul Ulama; dan Tzu Chi Indonesia); Penggalangan Dana Komunitas Online (Kitabisa.com; dan Unicef Indonesia di bawah International Unicef) dan Komunitas Online KawalCovid19.” ujar Nurmandi.
Penggalangan dana yang dikumpulkan oleh LSM bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB) untuk mengatasi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sudah berjumlah Rp. 628,6 juta. LSM yang memiliki prioritas distribusi kontributor tertinggi untuk pendanaan sekitar 79,5% atau Rp. 500 miliar oleh Tzu Chi Indonesia. “Hal itu berdasarkan penelitian yang kami (Magister Ilmu Pemerintahan Pascasarjana UMY) lakukan sejauh ini.” imbuhnya.
Hasil dari penggalangan dana oleh LSM terbukti sangatlah besar, dan harus terus dilakukan jika memang masa pandemi ini belum terlihat kapan akan berakhir. Sementara itu, bentuk penggalangan dana tersebut disalurkan melalui penyediaan alat medis, rumah sakit darurat, bantuan makanan dan tentu untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. “Selain itu Keterlibatan LSM lainnya adalah penyemprotan disinfektan, karantina wilayah, sosialisasi cuci tangan, sosialisasi gaya hidup sehat, sosialisasi jaga jarak (Physical Distancing) yang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat.” tutup Nurmandi. (Hbb)