Adanya krisis ekonomi akibat inflasi kemudian suku bunga yang seringkali naik turun menyebabkan perekonomian menjadi kurang baik. Perbankan syariah menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Demikian disampaikan mahasiswa International Program for Islam Economics and Finance-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IPIEF-UMY), Felisma Choirunnisa dalam diskusi terbatas ‘Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia’ Selasa (2/11) di Kampus Terpadu UMY.
Menurutnya perbankan syariah merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang ada saat ini. “Meskipun bunga yang ditawarkan oleh perbankan syariah lebih rendah dibandingkan bank konvensional, namun pada akhirnya suku bunga di perbankan syariah jauh lebih stabil dibandingkan perbankan konvensional.”jelasnya.
Dijelaskan Felisma, perbankan syariah cenderung belum benar-benar sepenuhnya menjalankan perbankan yang benar-benar syariah. Hal ini disebabkan perbankan syariah harus berdampingan dengan institusi berbasis konvensional dengan beberapa pengaruh mulai dari suku bunga maupun nilai tukar mata uang.
“Kemudian ada beberapa kendala yang dihadapi oleh perbankan syariah saat ini sehingga menyebabkan mereka belum mampu bersaing dengan perbankan konvensional. Kendala tersebut salah satunya adanya anggapan dari masyarakat bahwa bunga di bank konvensional lebih tinggi dibandingkan bunga di bank syariah.”urainya.
Dalam penuturan Felisma, perbankan syariah sebenarnya ke depan prospeknya masih sangat besar. Terlebih perbankan syariah terbilang masih baru sehingga masih banyak perkembangan yang bisa dilalui. “Pada dasarnya perbankan syariah memiliki banyak prospek. Kelebihan perbankan syariah meskipun ketika memberikan pinjaman, bunga yang diberikan terbilang tinggi namun pada akhirnya suku bunga yang diberikan jauh lebih stabil dibandingkan perbankan konvensional,”tambahnya.
Terkait permasalahan perekonomian yang seringkali terjadi. Menurutnya hal tersebut bukan semata-mata dibebankan tanggung jawabnya terhadap pemerintah. Namun hal itu menjadi tanggung jawab bersama. “Mulai dari masyarakat, institusi perbankan hingga pemerintah itu sendiri. Terlebih institusi perbankan, baik syariah maupun konvensional. Keduanya memiliki peranan yang cukup berpengaruh dalam perekonomian,”tegasnya.
Felisma sendiri sebelumnya telah mengikuti pelatihan di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). Pelatihan tersebut terkait ilmu pengetahuan mengenai perbankan khususnya perbankan syariah. Mulai dari saham-saham, cara bank syariah memperoleh dana, kemudian pembiayaan dari mana saja, dan lainnya.