Berita

Perguruan Tinggi Dituntut Adaptif Dalam Mempersiapkan Lulusan Kerja

Kompetensi lulusan perguruan tinggi masih menjadi permasalahan yang dihadapi para generasi muda, dimana sekitar 10 juta lulusan baru berstatus tidak memiliki pekerjaan di tahun 2024. Perguruan tinggi dianggap perlu melakukan penyesuaian dalam memenuhi kebutuhan baik dari industri maupun bidang pekerjaan lainnya, karena selama ini masih terdapat ketidakcocokan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan di dunia kerja. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuka diskursus terkait transformasi perguruan tinggi melalui agenda seminar nasional pada Jumat (28/6).

Seminar yang bertajuk Seminar Nasional Pengabdian Mahasiswa (SIBISA) merupakan salah satu sesi dalam International Conference on Community Services (ICCS) yang mulai digelar di hari yang sama. Dr. Indrawan Nugroho sebagai salah satu panelis menjelaskan bahwa perguruan tinggi harus beradaptasi dengan perubahan terhadap perilaku dari dua sisi, yaitu industri dan lulusan. Menurutnya, dunia industri saat ini sudah lebih fleksibel dan tidak memiliki batasan.

“Jika melihat pola di dunia industri saat ini, memang lebih sulit bagi perguruan tinggi untuk mengikuti kompetensi lulusan yang diperlukan. Sektor industri semakin beragam sehingga menjadi hal lumrah saat ini jika lulusan perguruan tinggi mengambil pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang akademiknya. Para akademisi perlu menyadari bahwa perubahan ini terjadi begitu cepat dibandingkan dengan kemampuan untuk membentuk konsep dan teori yang dapat menjelaskan perubahan tersebut,” ujar Indrawan.

CEO dari Corporate Innovation Asia ini menyebutkan bahwa terdapat empat model yang membedakan perguruan tinggi di masa depan. Keempatnya diukur berdasarkan fleksibilitas atau kemampuan beradaptasi, serta responsifitas untuk menjawab kebutuhan dunia luar akan lulusan perguruan tinggi. Kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia masih tergolong klasik yang hanya mencetak salah satu dari ilmuwan ataupun praktisi, sementara menurut Indrawan perguruan tinggi dapat didorong menjadi lebih entrepreneurial dan interaktif sehingga mampu menjawab segala kebutuhan baik dari industri maupun lulusan.

“Perguruan tinggi harus mulai merubah tujuan dalam proses pengajaran di kampus, dari yang berorientasi kepada isi atau konten menuju aksi yang dapat dihasilkan oleh mahasiswa. Perlu adanya skema perubahan dari perguruan tinggi yang hanya mengajarkan pengetahuan menuju yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk mengimplementasikan aksi kongkrit yang dapat diukur, serta tidak harus sesuai dengan latar belakang akademiknya seperti di bidang bisnis, teknologi dan digitalisasi. Ini menjadi wujud perguruan tinggi yang student-centered, tidak hanya di ruang kelas namun dapat diterjemahkan menjadi kompetensi lulusan,” imbuhnya.

Transformasi perguruan tinggi pun harus berlandaskan kepada integrasi teknologi, yang saat ini mempengaruhi seluruh aspek pengembangan dalam era Society 5.0. ICCS yang merupakan konferensi internasional dengan fokus pengabdian masyarakat ini menekankan transformasi menuju perguruan tinggi yang dapat menciptakan komunitas dimana manusia dan teknologi dapat beriringan, menjadikannya lingkungan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng. menyebutkan bahwa melalui ICCS, UMY tidak hanya mendukung pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh akademisi, namun juga memfasilitasi kegiatan penelitian secara langsung di masyarakat. Menurutnya, ini dapat membantu menyebarluaskan wawasan lebih jauh, dan mempromosikan budaya saling tukar pengetahuan serta pengembangan yang berkelanjutan.

“Melalui inisiatif yang digagas seperti program literasi digital, teknologi ramah lingkungan yang solutif serta pendekatan berbasis data yang inovatif, UMY membuka jalan untuk terciptanya kemajuan yang signifikan baik untuk kesejahteraan masyarakat maupun pelestarian lingkungan. Dengan mengedepankan kemajuan teknologi, kami harap setiap praktisi pengabdian masyarakat dapat memberikan bantuan yang berdampak bagi setiap lapisan masyarakat,” pungkas Gunawan. (ID)