Berita

Perhatikan aspek budaya dan struktural dalam pahami akar masalah konflik

Konflik selalu memiliki akar masalah. Akar masalah inilah yang terkadang kurang digali dengan baik oleh media massa. Untuk itu, aspek budaya dan struktural perlu diperhatikan untuk melihat akar masalah pada sebuah konflik.

Hal ini merupakan salah satu hasil pelatihan Jurnalisme Sensitif Konflik yang diikuti oleh Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Iqbal, S.Sos, M.Si di Panglao, Filipina 31 Juli hingga 6 Agustus yang lalu. Pelatihan ini diikuti oleh 12 peserta yang terdiri dari tujuh peserta dari Indonesia serta lima dari Filipina. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Peace and Conflict Journalism Network (PECOJON).

Dalam pemaparannya, Iqbal mengatakan media perlu melihat konflik dari akar masalah. “Konflik selalu memiliki akar masalah. Akar masalah inilah yang terkadang kurang dieksplore dengan baik oleh media massa karenanya perlu melihat konflik benar-benar dari akar masalah. Bukan hanya melibatkan pihak-pihak yang bermasalah tersebut,”jelasnya.

Menurut Fajar, ketika terjadi konflik pemberitaan terkadang hanya menginformasikan dua kutub atau pihak yang berseberangan atau bermasalah. “Padahal masih banyak pihak-pihak yang masih terkait dengan konflik tersebut dan membutuhkan juga infomasi lain mengenai konflik yang terjadi tersebut,”paparnya ketika ditemui di Kampus Terpadu Kamis (19/8).

Untuk melihat akar masalah konflik ada dua cara yang bisa dilakukan. “Yaitu melihat konflik dari aspek budaya dan struktural. Budaya misalnya bisa berkaitan dengan keyakinan kelompok, individu atau masyarakat yang melahirkan perilaku tertentu yang mungkin tidak diterima oleh pihak lain. Sedangkan dari aspek struktural misalnya ada golongan strata sosial yang lebih tinggi menyebabkan kecemburuan sosial bagi strata yang lebih rendah.”urainya.

Melalui pelatihan tersebut, Fajar berharap dirinya dapat melahirkan karya jurnalistik yang lebih berkualitas dan melakukan kajian mendalam akan fenomena konflik. “Semoga nantinya saya dan para peserta lainnya mampu melakukan kajian yang lebih mendalam akan fenomena konflik,”tegasnya.