Kecenderungan bantuan yang diberikan di lokasi bencana lebih banyak berupa materi atau fisik namun bentuk bantuan bersifat non fisik misalnya penanganan trauma yang dialami korban bencana terutama anak-anak belum banyak ditemui. Sehingga diperlukan standarisasi bantuan agar bantuan fisik dan non fisik lebih seimbang dan lebih fokus.
Demikian disampaikan mahasiswa Hubungan Internasional-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Zulkamal Hidayat Zakariya ketika memaparkan makalahnya mengenai kegagalan bantuan Pasca tsunami di Aceh yang akan dipresentasikan pada Islam, Childhoods, and Building Cultures of Peace in Southeast Asia Conference di University of Philipines 30 September mendatang.
Lebih lanjut Zulkamal menuturkan jika standarisasi bantuan dilakukan pemerintah dengan mendata laporan kerusakan dan apa saja yang dibutuhkan pada saat bencana. “Melalui hal tersebut kemudian bisa langsung dibuat daftar apa saja yang dibutuhkan, darimana saja dan akan diberikan di daerah mana saja. Istilahnya bantuan-bantuan yang masuk diseleksi terlebih dahulu sehinggga tidak akan terjadi penumpukan bantuan di satu tempat. Selain itu antara kebutuhan bantuan fisik dan non fisik bisa seimbang,”urainya ditemui menjelang keberangkatannya Rabu (29/9).
Zulkamal menambahkan saat ini bantuan lebih banyak yang bersifat fisik seperti papan, pangan dan pakaian tetapi kurang memperhatikan segi psikologis terutama trauma yang menimpa anak-anak. “Bencana pasti akan membawa dampak psikologis bagi korbannya, namun seringkali bantuan lebih banyak yang bersifat materi yang immateri seperti pemberian bimbingan konseling tidak banyak. Seharusnya antara bantuan fisik maupun non fisik harus seimbang,”tuturnya.
Selain itu Zulkamal juga menilai, bantuan yang masuk di daerah yang tertimpa bencana seringkali menyisakan beberapa permasalahan mulai dari ketergantungan terhadap bantuan hinggga trauma yang dialami penduduk sekitar. “Maksud dari ketergantungan bantuan yaitu penduduk masih mengharapkan bantuan padahal bantuan sudah selesai diberikan. Hal ini karena bantuan sifatnya fisik padahal penduduk juga perlu menyambung hidup nantinya bagaimana. Harus bekerja apa karena bisa jadi dia telah kehilangan sumber mata pencahariannya sebelumnya.”jelasnya.
Untuk itulah Zulkamal berharap pemerintah lebih jeli lagi terhadap adanya bantuan-bantuan asing. Ketika terjadi bencana, adanya bantuan memang diperlukan karena kondisi pemerintahan pasti tidak stabil. “Namun perlu diberikan standar. Sehingga bantuan menjadi lebih terkontrol, lebih fokus, serta meminimalisir terjadinya politik uang,”tegasnya.