Prestasi yang membanggakan kembali diperoleh Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) setelah mendapatkan akreditasi A tahun lalu, tahun ini penghargaan didapat dari BSNI (Badan Standar Nasional Indonesia). Penghargaan tersebut juga cukup mengejutkan bagi karyawan perpustakaan UMY, karena penghargaan ini sangat terlihat mendadak. “Awalnya saya juga kaget bisa mendapat pengahrgaan ini, sertifikatnya saja baru kita dapat 3 hari yang lalu. Sebelumnya kami juga belum pernah berkomunikasi dengan pihak BSNI, bahkan sampai sekarang pun kami belum dihubungi dari pihak BSNI. Namun, saya senang bisa mendapatkan pengahrgaan ini. Karena dengan pengahargaan ini dapat diartikan bahwa perkembangan Perpusatakaan UMY sudah sangat meluas, “ ungkap Lasa HS selaku Kepala Perpustakaan UMY, dengan bangga saat diwawancarai Jumat (10/4) di Perpustakaan UMY.
Menurut Lasa, ada beberapa kemungkinan yang dilakukan BSNI untuk melakukan penilaiannya, sehingga menjadikan Perpustakaan UMY mendapatkan penghargaan tersebut. Salah satu yang menjadi dasar kemungkinan menurut Lasa yakni, karena website Perpustakaan UMY yang selalu mengalami perkembangan setiap harinya. Tak hanya itu saja, fitur dalam website pun sering mengalami pembaharuan.
“Kemungkinan sistem penilaian BSNI adalah seperti webometriks, ketika Perpustakaan UMY mendapatkan akreditasi A, maka secara tidak langusng Perpustakaan UMY ini akan masuk dalam daftar Perpustakaan Nasional. Kemudian tim penilai dari BSNI ini melakukan pengamatan bahwa setiap harinya web dari Perpustakaan UMY ini selalu diupdate setiap harinya, seperti jurnal online, beberapa artikel yang pernah diterbitkan oleh UMY kemudian kita scan lalu diterbitkan, “ tambahnya.
Pengahargaan ini, lanjut Lasa, tentu menjadi sebuah sepak terjang bagi Perpustakaan UMY untuk bisa memperbaikki diri baik dari sarana dan prasaranya. Sebab, mempertahankan gelar itu memang jauh lebih susah daripada mendapatkanya, karena banyak hal yang perlu dilakukan untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih. “Pertama, kita harus meingkatkan sarana dan prasarana antara lain dengan menambah ruangan untuk ruang komputer, serta memperbaiki tata ruang yang ada. Kebetulan untuk ruang komputer Alhamdulillah sudah disetujui Pak Rektor untuk menambahnya. Kedua, meningkatkan kualitas SDM, bahwa karyawan Perpustakaan UMY minimal harus S1, bahkan jika harus S2 pun akan dibiayai untuk disekolahkan. Sebenarnya banyak Ketua Perpustakaan yang bergelar professor namun, gelar tersebut bukan lulusan dari sekolah Perpustakaan, untuk itu hal ini di rasa sangat penting. SDM yang saat ini sangat diperlukan adalah orang yang cerdas di mana orang tersebut harus mengerti tentang Teknik Informatika dan mahir dalam berbahasa inggris, “ jelasnya.
Selain itu, hal yang baru-baru ini juga dikembangkan oleh Perpustakan UMY adalah penggunaan Literasi Informasi. Tujuan dari pembuatan Literasi Informasi ini adalah untuk mengubah pandangan bahwa nantinya mahasiswa dan dosen dapat mengakses bukan hanya bentuk teks tapi juga dalam e-journal. “Untuk mendukung pelaksanaan Literasi Informasi ini, Perpustakaan UMY dibantu oleh oleh tim dari Biro Sistem Informasi (BSI) UMY dalam bentuk pengajaran dan juga meminjamkan laboratorium C. Banyak respon positif yang kami dapat, bahkan pegawai kami saja setiap hari harus ngajar dari pagi sampai sore, bulan April-Mei saja sudah penuh, “ ujarnya.
Lasa berharap, setelah pengharaagan ini Perpusatakaan UMY akan terus berkembang, bahkan perkembangan ini bisa sesuai dengan visi dan misi UMY yaitu “Unggul dan Islami”. Artinya, lebih bisa membuat atmosfir yang islami di Perpustakaan UMY, meningkatkan SDM yang professional dan juga islami. “Ini sangat penting karena ini sebuah identitas diri yang harus dibentuk sejak lama,” ungkapnya.