Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampai 2022 Indonesia baru memiliki sekitar 176,1 ribu dokter. Jumlah ini merupakan gabungan dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Tetapi, sebaran dokter di setiap wilayah di Indonesia masih belum merata. Prof. Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si., Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia mengatakan bahwa 70 persen dokter terpusat di pulau Jawa, sedangkan 30 persen sisanya berada di luar pulau Jawa.
Merujuk pada standar ideal World Health Organization (WHO), seorang dokter setidaknya melayani 1.000 penduduk. Jika penduduk Indonesia 270 juta jiwa, maka minimal harus ada 270 ribu dokter di seluruh tanah air. Dari 176,1 ribu dokter di Indonesia, keberadaannya tidak tersebar merata di berbagai daerah. sehingga mendorong terjadi ketimpangan pelayanan kesehatan antara kota dan daerah.
“Ini menjadi tantangan kita semua. Maka dari itu, harapan pimpinan universitas kepada para dokter baru, kembalilah ke daerah kalian masing-masing. Yang punya alamat di Jawa, bisa mengabdi di luar Jawa. Ini adalah sebuah niat baik, masih ada beberapa puskesmas di daerah belum ada dokternya,” Kata Nano di hadapan 11 Dokter baru dalam acara Sumpah Dokter periode LXXIX Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) di Convention Hall RS PKU Muhammadiyah Gamping, Rabu (7/2).
Nano juga mengatakan bahwa Dokter baru lulusan UMY harus menghindari mal praktik. Meskipun mengalami penurunan dari tahun ke tahun, tetapi mal praktik masih saja terjadi. Nano juga mengingatkan untuk tidak mudah tergiur sehingga melakukan hal-hal yang tidak etis yang akan mencederai profesi kedokteran.
“Termasuk juga gratifikasi antara oknum dokter dengan pihak perusahaan farmasi, jangan sampai tergiur. Saya kira kalian semua sanggup apalagi sudah mengucapkan sumpah dokter tadi. Di dalam sumpah itu jelas kita harus menjunjung tinggi martabat manusia. Sehingga permasalahan yang ada di Indonesia, mari kita ikut andil dalam memecahkan masalah itu. Sehingga tujuan dari terselenggaranya kementerian kesehatan untuk mencapai kesehatan penduduk yang prima harusnya dapat kita capai,” ujarnya.
Nano pun berpesan kepada para dokter baru untuk menjadi dokter yang penuh dedikasi, jujur, berakhlak mulia dan menjunjung tinggi peri kemanusiaan serta selalu menjadikan pengabdiannya sebagai ladang untuk beramal.
“Jadilah dokter yang penuh dedikasi tinggi, dokter yang penuh dengan kejujuran, berakhlak mulia, menjunjung tinggi peri kemanusiaan dan mengabdi yang diilhami dengan hati nurani. Jadikanlah profesi ini untuk mendulang emas ibadah,” imbuhnya. (Mut)