Saat ini ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil sebagai sumber energi cukup besar, seperti yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan Liquid Petroleum Gas (LPG/elpiji) yang mendominasi dalam kegiatan rumah tangga sebagai bahan bakar yang umum digunakan. Padahal elpiji menggunakan gas propana dan butana yang merupakan hasil penambangan gas bumi dimana gas tersebut termasuk energi yang tidak terbarukan.
Menyadari dibutuhkannya energi alternatif lain yang dapat diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan menjadi motivasi bagi salah satu kelompok Pekan Kreatifitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk menciptakan KOGAMI (Kompor Gasifikasi Ergonomi) yang memanfaatkan potensi energi dari biomassa. Disebutkan oleh Agung Triana, salah satu anggota dari PKM-KC KOGAMI bahwa penggunaan potensi energi dari biomassa padat di Indonesia belum maksimal. “Dari potensi energi biomassa Indonesia yang besarnya hampir 50 GW (Gigawatt), baru 22 persen yang digunakan,” ujar Agung saat diwawancarai tim BHP pada hari Kamis (14/7).
“KOGAMI ini kami rancang untuk memanfaatkan biomassa padat. Biomassa sendiri adalah bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, seperti serpihan kayu atau batok kelapa. Dengan begitu, selain menggunakan bahan bakar yang dapat diperbaharui dan memaksimalkan potensi energi alternatif di Indonesia yang belum digunakan secara penuh, KOGAMI ini juga akan memenuhi kebutuhan akan green kitchen dengan hasil pembakaran yang lebih ramah lingkungan,” papar Agung.
Agung menjelaskan bahwa KOGAMI tersebut akan memanfaatkan proses gasifikasi dari biomassa sebagai bahan bakarnya. “Gasifikasi ini merupakan proses konversi bahan bakar padat menjadi gas mampu bakar seperti CO, CH4 dan H2 melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas. Bahan bakar yang dibutuhkan untuk gasifikasi adalah material yang mengandung Karbon seperti biomassa. Hasil dari gasifikasi dari biomassa ini adalah gas Metana yang merupakan gas mampu bakar,” jelas Agung.
Teknologi kompor gasifikasi yang ditawarkan oleh kelompok PKM-KC KOGAMI tersebut memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan teknologi yang sudah ada. “KOGAMI ini kami buat dengan menyertakan agen gasifikasi uap sehingga mampu memperkaya Hidrogen yang mampu meningkatkan nilai kalor. Kompor ini juga mengedepankan aspek ergonomi, jadi dapat mengeluarkan abu dan juga memasukkan bahan bakar dengan mudah sehingga kompor bisa beroperasi secara kontinyu. Selain itu kompor ini juga dilengkapi dengan teknologi plasma termal yang memudahkan dalam penyalaan api seperti yang ada pada penggunaan kompor LPG,” lanjut Agung.
Kelompok PKM-KC KOGAMI yang terdiri dari Agung Triana (Teknik Mesin 2014), Ade Sanjaya (Teknik Mesin 2014), Yudha Bagus Alkahar (Teknik Mesin 2015), Elfaht Mustakim (Teknik Mesin 2015), dan Ujang Hidayat (Teknik Mesin 2016) ini berharap dengan adanya kompor buatan mereka tersebut dapat mengembangkan teknologi kompor gasifikasi yang sudah ada dan juga mengurangi ketergantungan pemakaian gas elpiji yang semakin langka. (raditia)