Berita

Politik Luar Negeri RI Ala SBY Tidak Berkiblat ke AS

Selama ini politik luar negeri Republik Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono identik dengan baying-bayang Amerika Serikat. Padahal pendekatan politik luar negeri yang dikembangkan oleh Presiden SBY adalah pendekatan yang netral, artinya tidak berpihak pada negara manapaun atau tidak condong ke negara barat maupun negara timur.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Santo Darmosumarto staf khusus Presiden RI bagian urusan hubungan internasional dalam seminar Politik Luar Negeri Indonesia Era SBY yang dilaksanakan atas kerjasama dengan Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Mini Teater Kampus Terpadu UMY, Selasa (8/5).

Menurut Santo dalam pendekatan politik luar negerinya Presiden SBY melakukan beberapa pendekatan antara lainopportunity driven, win-win solution, konstruktif, rasional dan pragmatis, soft power serta pendekatan personal. “Artinya pendekatan yang dilakukan ini, Indonesia tetap pada ideologinya sebagai negara yang masuk pada gerakan non blok (GNB) namun tetap memberikan keuntungan bagi seluruh negara-negara yang melakukan hubungan kerjasama dengan Indonesia” urainya.

Santo menjelaskan Indonesia memang termasuk dalam gerakan non blok sejak tahun 1955 namun di beberapa masa kepemimpinan presiden sebelumnya Indonesia pernah mengarah ke ideologi negara barat dan juga pernah terpengaruh dalam golongan komunis atau negara bagian timur. “Namun saat ini Indonesia sudah berada pada posisi yang sebenarnya yaitu sebagai negara GNB dan tidak berpihak pada siapapun namun tetap berhubungan dengan baik dengan negara-negara tersebut” jelasnya.

Santo mengungkapkan untuk melaksanakan politik luar negeri ini diperlukan beberapa instrumen yang tentunya mendukung keberhasilan dari politik negeri ini. “Instrumen tersebut antara lain berpartisipasi aktif dalam forum regional dan internasional seperti ASEAN, APEC, ASEM, dan WTO, melakukan kunjungan kenegaraan Presiden dan Wakilnya, dan melaksanakan perjanjian bilateral di berbagai bidang sesuai kekuatan masing-masing negaranya” ungkapnya

Santo menambahkan, secara keseluruhan Presiden SBY menerapkan pendekatan politik luar negeri dengan istilah All Directions Foreign Policy atau politik luar negeri ke segala arah dan A million Friend, a Zero Enemy atau sejuta teman, nol musuh. “Istilah tersebut merupakan suatu cara pandang progresif dimana Indonesia secara aktif, asertif, dan leluasa menjalin hubungan dengan negara manapun demi pemajuan kepentingan bangsa dan negara” pungkasnya.(sakti)