Berita

PPM KKN UMY Berikan Literasi Etika Pergaulan dan Pendidikan Seks Di Dusun Juwono

Akhir-akhir ini kerusakan moral yang terjadi pada remaja semakin parah dan memprihatinkan. Mirisnya lagi korban sebagian besar adalah remaja putri. Maka kewaspadaan orang tua kepada anak putrinya perlu ditingkatkan lagi. Persoalan pergaulan bebas sudah merajalela ke generasi kita, seperti LGBT, pornografi maupun berbagai penyimpangan seksual lainnya.

Hal ini tentu menjadi kewaspadaan bagi kita semua, dan bagi mereka yang berperan sebagai orang tua perlu memberi perhatian lebih kepada tingkah laku anak mereka. Namun tak sedikit juga, orang tua yang memberi izin kepada anaknya untuk berpacaran dengan alasan agar anak bisa bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

Dengan adanya berbagai kasus tersebut, mendorong pengabdi Dr. Nawari Ismail, M.Ag bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UMY kelompok 026 memberikan workshop dengan tema Literasi Etika Pergaulan dan Pendidikan Seks bagi Masyarakat Dusun Juwono, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Kamis (16/01). Kegiatan itu memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai etika pergaulan dan pentingnya pendidikan seks sejak dini.

“Masyarakat di Juwono harus sadar akan pentingnya etika dalam bergaul dan pemberian pendidikan seks sejak dini bagi anaknya. Agar nantinya tidak terjadi perilaku yang menyimpang norma dan agama,” ujar Dr. Nawari Ismail, M.Ag. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok KKN 026 UMY.

Nawari juga menyampaikan bahwa dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak harus melihat kondisi dan tahap perkembangan anak. “Itu agar anak bisa memahami dan menyerap apa yang telah disampaikan atau diajarkan dari orang tuanya. Selain itu juga, orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anaknya sejak dini,” lanjutnya.

Kemala Hayati yang menjadi anggota kelompok KKN 026 UMY berpendapat bahwa remaja sebagai generasi emas yang memiliki segala gudang ilmu demi meraih masa depan yang cermerlang dan terjauh dari berbagai perilaku menyimpang norma maupun agama. “Akan tetapi saat ini remaja malah lebih tergiur dengan perilaku menyimpang norma maupun agama, misalnya pacaran, free sex dan sebagainya. Mereka dengan mudahnya terpengaruh dari teman sebaya, lingkungan, media elektronik dan sebagainya,” tuturnya.

Dengan adanya literasi ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat Juwono sadar akan bahayanya perilaku menyimpang norma maupun agama ketika mereka tidak mengetahui etika dalam bergaul dan pentingnya penerapan sejak dini tentang pendidikan seks bagi anaknya.