Umumnya, orang tidak tahu persis mengenai bangunan ramah lingkungan (Green Building), terutama tentang integrasi dan implementasi Greend Building. Salah satu cara dalam mendesain sebuah bangunan yang ramah lingkungan (Green Building) adalah dengan menerapkan prinsip Low Carbon Design Aim.
Demikian disampaikan Dr. Vinesh Thiruchelvam, Head School of Engineering, Asia Pasific University dalam Seminar Green Resilient Building di ruang sidang Fakultas Teknik, Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (29/1).
Low Carbon Design Aim menurut Dr. Vinesh adalah meyediakan kenyamanan dari segi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya dan juga meminimalisir dampak terhadap lingkungan. “Caranya adalah dengan meminimalisir berbagai sumber daya, baik dalam proses kontruksi maupun pada saat pelaksanaan dan penggunaannya,” ujarnya.
Prinsip ini penting, lanjut Dr. Vinesh, mengingat salah satu problem terbesar yang dihadapi oleh dunia adalah polusi yang berasal dari karbondioksida (CO2). Adapun untuk gedung yang ramah lingkungan ini akan dilakukam dengan mengurangi 22 persen penggunaan energi.
Direktur School of Engineering ini juga menjelaskan bahwa dalam membangun Green Building, tidak hanya berbicara mengenai dampaknya saja ketika pelaksaanaan proses konstruksi. “Tapi lebih dari itu, harus diperhatikan pula proses perancangannya. Karena banyak faktor yang ikut menentukan dan berpengaruh pada pembangunan gedung yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Dalam pembangunan gedung ramah lingkungan ini juga tidak hanya dilakukan oleh tim yang berisikan arsitek saja. Namun, ada juga orang-orang yang berasal dari berbagai keahlian, seperti teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, yang bekerjasama dalam proses perancangan.
“Lalu, dilanjutkan pada proses pemilihan bangunan, pembuatan sistem, hingga pelaksanaan konstruksi dikerjakan bersama-sama,” imbuh Dr. Vinesh.
Senada dengan hal itu, Ir. H. Mandiyo Priyo, MT juga mengatakan, perencanaan gedung yang ramah lingkungan tidak cukup jika tidak diikuti dengan proses pelaksanaan dan pembangunannya yang ramah lingkungan pula. Hal ini juga dikenal sebagai manajemen konstruksi.
“Di antara aspek yang perlu diperhatikan dalam proses konstruksi sebuah bangunan, yakni pertama dari segi material yang digunakan harus ramah lingkungan. Kedua dari segi ketenangan, maksudnya adalah tentu berbeda metode konstruksi yang digunakan di daerah yang padat penduduk dengan yang tidak, misal dalam proses perancangannya” ungkap Mandiyo.
Dosen jurusan Teknik Sipil UMY ini juga menambahkan hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah tentang dampak terhadap lingkungan. “Bagaimana dampak bangunan tersebut terhadap lingkungan sekitarnya, seperti limbah yang dihasilkan akan dibuang kemana, dan sebagainya. Dan ini juga penting diperhatikan dalam pembangunan Green Building,” imbuhnya.