Program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) menyelenggarakan seminar dan simulasi sidang Bali Democracy Forum (BDF) pertama, yang digelar pada hari Jumat (4/5) dan Sabtu (5/5). Dalam kegiatan ini prodi HI bekerjasama dengan Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Acara ini dimaksudkan untuk melaksanakan mata kuliah praktikum diplomasi mahasiswa HI UMY angkatan 2015. Dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Bahrain, Nur Syahrir Rahardjo, Direktur Diplomasi Publik KEMLU RI, Azis Nurwahyudi dan dekan FISIPOL, Dr. Titin Purwaningsih, S.IP., M.Si.
Acara ini merupakan praktik dan penerapan dalam mata kuliah praktikum diplomasi program studi HI yang diampu oleh Ratih Herningtyas, SIP, M.A., Ade Marup Wirasenjaya, SIP, M.A. dan Sugito, SIP, MSi. Pada tahun sebelumnya, angkatan 2014 melakukan praktik sidang ASEAN dan MUN. Pada kesempatan kali ini, untuk angkatan 2015 berkesempatan untuk belajar melakukan praktik sidang PBB (MUN) tapi juga melakukan praktik sidang Bali Democracy Forum (BDF).
Dekan FISIPOL UMY, Dr. Titin Purwaningsih, S.IP. M.Si. dalam sambutannya saat acara seminar pada hari Jumat (4/5) di gedung pascasarjana, mengatakan bahwa hubungan internasional bukan hanya bicara mengenai teori, namun perlu praktik untuk mendalami peran serta diplomat dan bagaimana diplomasi berlangsung. “Tujuan dari prodi HI, bukan hanya sebatas berbicara mengenai teori, tapi perlu praktik terutama tatacara diplomasi,” ungkapnya. Ia menambahkan bila Indonesia memiliki salah satu forum ternama yakni Bali Democracy Forum.
Kembali ia mengungkapkan, simulasi sidang Bali Democracy Forum ini merupakan kali pertamanya yang dilakukan. Harapannya, mahasiswa dapat mengetahui dan menjalankan praktik diplomasi pada simulasi sidang BDF dan paham bagaimana tata cara persidangan pada sidang Bali Democracy Forum. “Semoga nantinya program studi HI UMY menjadi central bagi simulasi sidang Bali Democracy Forum, untuk seluruh jurusan HI di Indonesia. Kami juga berharap agar kedepannya praktikum diplomasi pada simulasi sidang Bali Democracy Forum ini bisa terus berjalan,” imbuh Titin.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Diplomasi Publik, Azis Nurwahyudi mengungkapkan perlunya diplomasi publik. Bali Democracy Forum sendiri merupakan salah satu jalan dari diplomasi publik. Azis memberikan pengertian bagaimana pentingnya diplomasi publik. “Penting bagi mahasiswa HI untuk mengetahui dan paham mengenai tata cara berbagai sidang,” ujarnya. Ia mengungkapkan bila BDF ini merupakan sebuah forum yang dicetuskan oleh Indonesia.
Tidak hanya menjelaskan mengenai Bali Democracy Forum, Azis juga menjelaskan bagaimana bersikap selayaknya diplomat. Ia berharap mahasiswa HI UMY terus mengikuti berbagai macam forum di luar lingkup kampus baik skala Nasional maupun Internasional. “Jangan sampai menjadi mahasiswa HI yang hanya tahu teori dan tidak tahu mengenai praktik nyata, tidak memiliki leadership dan buta akan informasi terkini,” tutupnya. (Darel)