Berita

Prodi HI UMY Gelar Kuliah Umum Praktisi: Bahas Peran Diplomasi dalam Hubungan Bilateral Indonesia-Filipina Selatan

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan kuliah umum dengan fokus pada “Peran Diplomasi dalam Hubungan Bilateral Indonesia-Filipina Selatan”. Acara ini berlangsung di Gedung E4 Lantai 1 UMY pada senin (17/7).

Dalam kuliah umum tersebut, Dr. Achmad Djatmiko, M.A Selaku Konsul Jenderal RI di Davao City, mengatakan bahwa, dalam konteks hubungan bilateral antara Indonesia dan Filipina Selatan, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) memegang peran penting. KJRI bertugas mempromosikan Indonesia dalam hal ekonomi dan membangun citra positif negara. Selain itu KJRI juga berperan sebagai perwakilan Indonesia dalam pertemuan-pertemuan negosiasi, melindungi warganegara Indonesia, bernegosiasi dengan pihak terkait, serta memberikan laporan terkait perkembangan hubungan bilateral.

“KJRI Mempromosikan negaranya dalam hal ekonomi, citra baik negaranya. KJRI Menjadi perwakilan negara dalam pertemuan, negosiasi, memberikan laporan serta memberikan perlindungan terhadap WNI merupakan salah satu tugas prioritas diplomat,” imbuhnya.

Djatmiko juga mengungkapkan beberapa isu yang menjadi fokus diplomat dalam hubungan bilateral Indonesia-Filipina Selatan. Isu-isu tersebut meliputi masalah kewarganegaraan, penyelundupan barang ilegal seperti rokok, ayam petarung, senjata api, ikan, dan binatang langka lainnya.

“Kasus-kasus yang sering terjadi adalah penyelundupan rokok, penyelundupan ayam petarung, karena ayam petarung Filipina itu favorit sekali, dan diakui. Kemudian penyelundupan senjata api, ikan, binatang langka, serta perdagangan antara Indonesia dan Filipina. Selain itu juga ada isu kewarganegaraan, banyak warga negara atau keturunan Indonesia yang tidak memiliki status kejelasan apakah menjadi bagian Indonesia atau Filipina,” ungkap Dajtmiko.

Sementara itu, Dr. Takdir Ali Mukti, S.Sos., Dosen Prodi HI UMY menyoroti pentingnya peran KJRI Davao dalam mendorong keberhasilan BIMSS EGA (Build Blog ASEAN) sebagai episentrum pertumbuhan di kawasan tersebut. Ia juga menekankan adanya zona kerjasama ekonomi yang melibatkan provinsi-provinsi dari empat negara, serta pentingnya Kalimantan Timur sebagai tujuan magnet ekonomi di masa depan dengan rencana pemindahan ibu kota negara Indonesia.

“Kalau kita lihat peta, Davao ada di situ (menunjuk peta) dan BIMSS EGA di wilayah itu (juga). Jadi betapa sangat strategisnya posisi wilayah KJRI Davao itu dalam hal perannya mendorong keberhasilan dari BIMSS EGA,” pungkasnya. (Mutia)