Memasuki hari ke-4 program International Academic and Cultural Exposure to Turkey, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HI UMY) melaksanakan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Turki pada Kamis (24/03). Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka mengenali tugas-tugas yang dilakukan oleh KBRI di Turki.
Sebanyak 19 mahasiswa Prodi HI UMY dengan 4 dosen pembimbing disambut hangat Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Duta Besar LBBP) untuk Turki, Dr. Lalu Muhammad Iqbal yang merupakan mahasiswa lulusan Prodi HI UMY pertama yang menjadi Duta Besar LBBP.
Pada kesempatan itu, Lalu menjelaskan garis besar yang dilakukan KBRI Turki dalam menjalankan tugas yang mencakup tiga bidang yaitu politik, ekonomi politik, dan sosial budaya. Berlanjut penjelasan tiap-tiap bidang oleh Sekretaris KBRI Ankara Turki.
Faisal Rachman, Sekretaris I Fungsi Politik KBRI Ankara Turki menjelaskan bidang pertama yaitu politik. Dalam kinerjanya, Ia bertugas mengatur seluruh urusan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Turki. Selain itu, juga pada bagaimana menjaga hubungan tersebut dengan baik.
“Pada fungsi pertama, yaitu bidang politik kami bertugas mengatur kerjasama bilateral antara Turki dan Indonesia dan bagaimana menjaga hubungan yang baik antar negara,” jelas Faisal.
Sementara Raditya Aji Wisnumurti, Sekretaris III Fungsi Ekonomi KBRI Ankara Turki, menyinggung urusan ekonomi politik sebagai poin kedua yang dilakukan KBRI Ankara. Ia menjelaskan bahwa Turki merupakan salah satu negara yang memiliki nilai impor tinggi. Akan tetapi, nilai ekspor Indonesia terhadap Turki surplus. Guna memperlancar hubungan dagang antara Indonesia dengan Turki, KBRI Ankara melakukan upaya salah satunya Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA).
“Kedua, dalam urusan ekonomi politik. Perlu diketahui bahwa Turki memiliki nilai impor yang tinggi terhadap negara lain. Sedangkan nilai ekspor Indonesia terhadap Turki masih surplus. Berbeda dengan negara tetangga yakni Malaysia yang memiliki nilai ekspor lebih tinggi daripada Indonesia dikarenakan Malaysia telah memiliki Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Turki. Indonesia mengupayakan hal tersebut dengan usulan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). Hal tersebut guna melancarkan hubungan dagang antara Turki dengan Indonesia,” jelas Raditya.
Selain itu, dalam menjalin hubungan yang baik antara Indonesia dengan Turki, KBRI Ankara melakukan diplomasi publik melalui pelatihan bahasa, promosi budaya, dan pariwisata. Hal ini disampaikan Ondy Rakhmat Mulya, Sekretaris III Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI Ankara Turki.
“Terakhir, kaitannya dengan sosial budaya. Dalam misi to inform, to engage, and to influence, KBRI melakukan diplomasi publik dengan cara menciptakan citra baik Indonesia terhadap Turki dan beberapa hal yang sudah dilakukan adalah pelatihan bahasa, promosi budaya, dan promosi pariwisata Indonesia terhadap masyarakat Turki,” tutupnya. (nsn)