Berita

Prospek Ekonomi Indonesia Masih Positif di 2024

Prospek Ekonomi Indonesia dinilai masih positif di tahun 2024. Hal tersebut dapat diprediksi melalui tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti maraknya fenomena belanja online melalui platform toko online (e-commerce).

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Fithra Faisal Hastiadi, S.E., MSE., M.A., Ph.D. Executive Director of Next Policy. Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Kuliah Tamu Program Studi International Program for Islamic Economics and Finance (IPIEF) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di Ruang Sidang Direktur Gedung Pascasarjana Lantai 1 pada Sabtu (09/12).

Fithra menyebut bahwa fenomena belanja online tersebut menjadi salah satu tantangan kita terhadap ekonomi Indonesia dan menimbulkan keadaan ekonomi yang berbeda. “Salah satu tantangan terbesar bagi kita adalah adanya sistem pembelanjaan online seperti di e-commerce yang menyebabkan perbedaan pendapatan antara penjualan online dan offline,” jelas Fithra.

Selain itu, masih ada pula tantangan internal dan eksternal yang harus dihadapi seperti tekanan dari luar negeri dan komoditi yang harganya semakin naik. Namun, Fithra mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dalam rentan 5 persen. “Prospek ekonomi Indonesia di tahun 2024 masih positif pertumbuhannya antara 5 – 5.5 persen dengan situasi dinamika yang ada di Indonesia tahun depan,” tutur Fithra di hadapan 30 peserta yang berasal berbagai negara seperti Gambia, Somalia, Yaman, Bangladesh yang merupakan mahasiswa exchange dari luar negeri dan mahasiswa inbound dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Meski begitu, Fithra juga menyampaikan bahwa tren peningkatan positif tersebut masih terkesan lambat. Untuk meningkatkan tren positif ekononomi Indonesia agar lebih meningkat pesat, dibutuhkan banyak faktor pendukung selain e-commerce. “Salah satunya seperti aktivitas ekspor impor dan Industri Manufaktur non Migas yang juga perlu ditingkatkan. Sebab untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi yang ideal itu, kita butuh pertumbuhan ekonomi minimal sebesar 6 persen. Dan saya rasa kunci utama untuk mendapatkannya juga dengan cara adopsi teknologi digital oleh aktor ekonomi seperti pemerintah, pengusaha, atau pelaku ekonomi.”

Sementara itu Dimas Bagus Wiranatakusuma, S.E., M.Ec., Ph.D. selaku dosen IPIEF UMY menjelaskan bahwa pada kuliah tamu ke-8 ini menghadirkan pemateri yang berasal dari Universitas Indonesia (UI). Dimas menyampaikan para mahasiswa menyimak dan mendapatkan insight full yang bisa digunakan untuk melandasi pemahamannya mengenai keadaan ekonomi Indonesia di tahun 2024 apalagi tahun depan merupakan tahun politik.

“Kuliah tamu ini kita sudah menghadirkan Pak Fithra jauh-jauh dari UI, dan ini pertama kali juga Pak Fithra ke UMY maka kalian manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya dan banyak yang bisa kita diskusikan dengan beliau mengenai ekonomi Indonesia di tahun 2024,” pungkas Dimas (Ndrex)