Berita

Psikologi Islam Tak Kalah dengan Psikologi Barat

Psikologi Islam merupakan psikologi yang mengembangkan ilmu berbasis Al-Quran dan Hadist sebagai sumber hipotesis, bahkan Psikologi Islam bisa dikatakan lebih baik dari psikologi barat modern karena dapat dibuktikan secara Ilmiah. Ilmu mengenai psikologi Islam ini sudah ada sebelum psikologi barat modern ini muncul karena secara keseluruhannya tertuang dalam Al-Quran.

Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Djamaludin Ancok, Ph.D saat mengisi Stadium General Pasca Sajana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema “Membangun Psikologi Islam Dalam Dinamika Keilmuan Islam Kontemporer di Indonesia : antara idealita dan realita”  yang dilaksanakan di Ruang Sidang AR. Fakhrudin A Kampus Terpadu UMY, Sabtu (6/10). Stadium General ini diselenggarakan atas kerjasama  Program Doktor dan Magister Studi Islam UMY.

Ancok menjelaskan tentang kelebihan Psikologi Islam dengan Psikologi Barat, dalam Psikologi Barat dikenal dengan adanya  kebutuhan berprestasi, setiap manusia harus terus-menerus berjuang hanya demi mendapatkan prestasi tersebut. “Al-Quran pun mengajarkan hal yang sama untuk mengajarkan tentang bekerja keras, berusaha agar hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, selain itu Psikologi Barat juga mengenal adanya kecerdasan emosi, kemampuan mengelola emosi, memahami diri sendiri dan orang lain. Dalam Al-quran surat Ali Imran ayat 134 juga menerangkan bahwa kita juga harus bisa menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain,” jelasnya.

Disisi lain dalam Psikologi Islam juga mengajarkan untuk berpikir tentang perubahan masa depan atau visioner. “Tidak hanya Psikologi Barat saja yang kenal dengan visioner, Islam pun mengajarkan hal tersebut, seperti ketika nabi Nuh AS membuat kapal besar karena dia tahu akan terjadi banjir besar, dan benar saja seketika itu terjadilah banjir bandang yang meluluh lantahkan wilayahnya pada saat itu,” ungkapnya.

Menurut Ancok Psikologi Barat ini tidak cocok diterapkan di Indonesia bahkan hampir diseluruh negara di Asia dan ini  telah dibuktikan dengan survey yang dilakukan. “Pola pikir antara orang barat dengan orang timur itu jauh berbeda dan  membuat ketidakcocokan itu terjadi, dalam Psikologi Barat pada umumnya mengesampingkan aspek agama, namun bagi orang di kawasan Asia termasuk Indonesia aspek agama merupakan dasar  hidup manusia ,” Jelasnya.

Ditambahkan pula oleh Ancok bahwa jika ketidakcocokan tersebut tetap diterapkan maka hal itu akan mengancurkan bangsa Indonesia sendiri. “ Mudah sekali bangsa Indonesia dihancurkan oleh bangsa lain, karena kita sendiri tidak punya pegangan yang kuat,” tambahnya.