Psikologi Pendidikan Islam (PPI) belum menjadi objek keilmuan yang ramai diperbincangkan di Indonesia. Perlu upaya terus menerus di berbagai perguruan tinggi agar wilayah keilmuan yang termasuk baru ini dapat berkembang dengan baik . Dibutuhkan penajaman pembahasan dalam berbagai dimensi untuk menunjang perkembangan kelimuan ini.
Demikian disampaikan Sekretaris Program Doktor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Drs. Muhammad Azhar, MA dalam Kuliah Umum berjudul “Rekonstruksi Epistemologi Psikologi Pendidikan Islam” bertempat di Kampus Terpadu UMY pada Sabtu (26/03). Acara ini merupakan hasil Kerjasama Program Doktor UMY dan Program Magister Studi Islam UMY. Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut Prof. Dr. Noeng Muhajir yang merupakan mantan rektor UAD.
Lebih lanjut Azhar menjelaskan bahwa dalam wacana tentang PPI, terdapat paling tidak tiga aliran pandangan. Pertama, perspektif bahwa PPI cukup hanya memberikan nilai Islami dalam konsep psikologi pendidikan yang berkembang di dunia Barat. Pendapat kedua menyatakan bahwa PPI pada hakikatnya memiliki tradisi yang kaya yang bisa digali dari khazanah pendidikan maupun ilmu kejiwaan Islam.
“Hal ini sejalan dengan yang diwariskan ulama terdahulu seperti Ibnu Sina, Imam Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih. Sedangkan yang ketiga menitikberatkan pada penemuan secara langsung dimensi PPI lewat konsep-konsep psikologi dan kejiwaan yang banyak terkandung dalam Al-Quran maupun Sunnah Nabi.”urainya.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah terutama tingkat Pascasarjana , menurut Azhar, seharusnya dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan wawasan kelimuan PPI ini. “Langkah pertama yang seharusnya ditempuh adalah menggali secara filosofis dimensi ontologis, epistemologis maupun aksiologis dari disiplin PPI dimaksud. Selanjutnya perlu dilihat sejauhmana variasi pemikiran yang sudah berkembang terkait dengan PPI baik dunia muslim maupun tanah air. Sedangkan langkah terakhir yang bisa ditempuh adalah upaya penyatuan berbagai pandangan yang ada sehingga didapatkan hasil terbaik bagi kepentingna umat.”tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Rektor UMY, Ir. Dasron Hamid, M.Sc mengingatkan pentingnya kejujuran para mahasiswa dalam menulis desertasi mereka kelak. Kejujuran penting mengingat besarnya tanggung jawab keilmuan para mahasiswa S3 pada masyarakat.“Kejujuran penting dalam menulis disertasi” ungkapnya. Senada dengan Rektor UMY, Prof. Dr. Noeng Muhajir menambahkan kesulitan-kesulitan yang seringkali ditemui merupakan bagian dari proses penyusunan disertasi tersebut.