Isu kesehatan merupakan yang hal seringkali ditemui oleh masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, karena itu penjagaan kesehatan harus menjadi hal yang diprioritaskan. Usaha untuk menjaga kesehatan harus dimulai dari diri sendiri dan perlu adanya kesadaran untuk selalu mempertimbangkan aspek kesehatan. Salah satunya adalah dengan menjaga kesehatan lingkungan tempat tinggal. Menyadari pentingnya hal tersebut, Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan FKIK (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan) UMY mengadakan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan di lingkungan warga Tambak Bayan, Kawasan Tepi Sungai Winongo, Ngampilan Yogyakarta pada hari Minggu (19/8).
Penyuluhan yang dilakukan sejak sosialisasi awal pada Mei lalu tersebut mengangkat tema ‘Pemberdayaan Perempuan Pada Sanitasi Lingkungan Untuk Pencegahan TB dan DBD’. “Penyuluhan ini menargetkan perempuan karena dalam lingkungan seperti di Tambak Bayan ini mereka jauh lebih aktif secara sosial dan lebih memahami persoalan lingkungan rumah. Kemudian melalui transfer edukasi yang sudah dilakukan, mereka jadi jauh lebih paham mengenai pentingnya menjaga lingkungan agar tetap sehat,” ungkap Yoni Astuti,M.Kes., PhD selaku pembina kegiatan penyuluhan.
“Salah satunya adalah pentingnya pencahayaan alami untuk kesehatan, misalnya untuk bayi dan balita yang memang membutuhkan sinar ultra violet dari pencahaayan matahari pagi untuk pertumbuhan tulang yang baik. Masalahnya di Tambak Bayan saat ini banyak lingkungannya yang terhalang oleh bangunan yang lebih tinggi seperti hotel yang menghalangi sinar matahari pagi. Setelah penyuluhan, ibu dengan anak dalam masa pertumbuhan lebih memahami pentingnya pencahayaan dan berinisiatif untuk mencari sendiri pencahayaannya, misalnya dengan jalan-jalan pagi bersama bayinya,” jelas Yoni.
Selain untuk tubuh anak yang masih dalam masa perkembangan, pencahayaan juga diperlukan untuk hunian agar tempat tinggal tidak terlalu lembab. Hal ini penting karena lingkungan yang lembab cenderung dapat memperburuk sanitasi dan kualitas udara di dalamnya. “Kita juga melakukan evaluasi terhadap hunian warga setempat untuk mengetahui apakah tempat tinggal mereka sudah mendapatkan pencahayaan yang cukup atau belum. Kemudian ternyata kita temukan ada salah satu rumah warga yang kurang pencahayaannya dan hari ini akan kita lakukan kerja bakti untuk sedikit merenovasi huniannya,” papar Yoni melanjutkan.
Tri Wulandari Kesetyaningsih, M.Kes. selaku pembina lainnya menyampaikan bahwa respon masyarakat untuk kegiatan pemberdayaan ini sangat baik dan banyak dari warga bersemangat dalam berpartisipasi. “Pemahaman mereka terkait isu kesehatan sebenarnya sudah bagus, namun kadang masih lupa untuk diterapkan karena kesibukannya. Penyuluhan dan pemberdayaan yang dilakukan ini berfungsi untuk mendampingi warga dalam menerapkan penjagaan kesehatan dalam kegiatan sehari-hari,” ujarnya.
Tri juga menyampaikan bahwa dalam pemberdayaan ini juga dibentuk kader kesehatan yang akan dibekali oleh UMY. “Kader kesehatan ini nantinya yang akan menjadi pionir untuk menjaga kesehatan di lingkungan Tambak Bayan. Kedepannya UMY juga akan tetap mengirimkan tenaga untuk melakukan kontrol terhadap penerapan penjagaan kesehatan di lingkungan ini setelah program ini berakhir,” ungkapnya.
Termotivasi Untuk Hidup Lebih Sehat
Kasiyati, salah seorang warga Tambak Bayan yang pernah menderita TB menyampaikan bahwa semenjak sembuh dirinya menjadi lebih paham dalam menjaga kesehatan. “Sejak saya dinyatakan sembuh dari TB saya berusaha untuk menjaga kesehatan agar penyakitnya tidak kambuh. Selain itu saya secara rutin melakukan kontrol untuk kolesterol dan gula di puskesmas agar tidak mudah sakit, ”ujarnya.
Rumah yang dikontrak oleh Kasiyati merupakan lokasi kerja bakti dalam salah satu kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh UMY dengan melakukan pengecatan ulang menggunakan cat anti air. Diharapkan dengan begitu tembok dinding tidak lagi lembab sehingga dapat memperbaiki kualitas udara dalam ruangan rumah. (raditia)