Berita

Raih Akreditasi Internasional, Keperawatan dan Profesi Ners UMY Akan Perhatikan Workload Mahasiswa

Setelah melalui persiapan yang cukup panjang sejak tahun 2023 hingga 2024, Program Studi (Prodi) Keperawatan, Profesi Ners dan Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk pertama kalinya berhasil meraih akreditasi internasional dari Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN) yang berpusat di Jerman. Hasil akreditasi ini berlaku hingga 17 April 2026, dan bisa diperpanjang hingga tahun 2030 dengan beberapa syarat tertentu yang juga harus dipenuhi oleh Prodi Keperawatan dan Profesi Ners.

Kepada media di BHP UMY, Senin (20/01) Ketua Program Studi Keperawatan UMY Sutantri, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D mengemukakan perolehan akreditasi internasional ini merupakan hasil dari kerjasama yang sangat baik di Prodi Keperawatan dan Profesi Ners UMY. Di sisi lain, kegiatan benchmarking ke Universitas Hasanuddin (UNHAS) sebagai salah satu universitas yang sudah mendapatkan akreditasi ASIIN juga dilakukan guna mendapatkan insight dalam proses persiapan dan penilaian ASIIN.

“Untuk memastikan segala hal agar jauh lebih maksimal, kami turut mengundang asesor ASIIN dari Unsoed (Universitas Soedirman) guna memberikan eksternal review dari beberapa kriteria yang tertera sebelum dilaksanakannya final submission (pengumpulan berkas final),” tambah Sutantri.

Faktanya, kriteria pada penilaian akreditasi internasional ini dapat dikatakan cukup berbeda. Sebagaimana yang dijelaskan Sutantri bahwa terdapat lima poin penilaian, yaitu Program Kurikulum: Konsep, Isi, dan Implementasi; Ujian: Sistem, Konsep, dan Organisasi; Sumber Daya; Transparansi serta Dokumentasi; dan Manajemen Mutu: Penilaian serta Pengembangan Kualitas.

Dari seluruh aspek yang berhasil dipenuhi, Prodi Keperawatan dan Profesi Ners UMY akan terus melakukan banyak penyempurnaan sesuai dengan kaidah internasional seperti persyaratan dalam penerimaan calon mahasiswa dan menyoroti workload (beban kerja) mahasiswa.

“Sebenarnya ASIIN cukup unik, karena workload mahasiswa menjadi sorotan utama untuk meminimalisir adanya ketidakmampuan mahasiswa dalam mengaktualisasi diri di luar kegiatan kampus. Kami juga akan memberikan perhatian khusus pada beban pekerjaan yang diberikan dan didapatkan oleh mahasiswa selama proses pembelajaran. Selain itu, peningkatan transparansi nilai kepada mahasiswa akan ditingkatkan untuk membentuk iklim positif antara dosen dan mahasiswa melalui pemberian ruang untuk memberikan umpan balik serta klarifikasi,” tegasnya.

Sejalan dengan capaian akreditasi internasional ini, Sutantri pun berharap ke depannya Prodi Keperawatan dan Profesi Ners UMY akan membuka kelas internasional.

“Bisa dikatakan akreditasi internasional dari ASIIN merupakan awal yang baik untuk perkembangan program studi kami. Ditambah lagi melihat kebutuhan perawat ke luar negeri seperti Jerman, Belanda, Jepang, dan lain sebagainya saat ini meningkat dengan pesat. Dan hal yang perlu kita syukuri adalah perawat yang dihasilkan oleh Indonesia sangat diminati. Oleh sebab itu, membuka kelas internasional pada prodi ini menjadi pilihan yang tepat agar kita juga bisa bersaing di kancah internasional,” tutup Sutantri. (NF)