Hasil kegiatan dan rekomendasi yang dilakukan mahasiswa di Kabupaten Gunung Kidul, baik melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) maupun penelitian, dinilai belum sepenuhnya diungkapkan dan dipublikasikan kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul. Padahal hasil tersebut diharapkan dapat menjadi masukan membangun dalam membuat kebijakan bagi masyarakat Gunung Kidul.
Hal tersebut terungkap dalam diskusi yang digelar antara jajaran Pemkab Gunung Kidul dengan pihak Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), di Bangsal Sewokoprojo Pemkab Gunung Kidul, Sabtu (8/5) siang. Dalam diskusi tersebut, kedua belah pihak juga telah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama untuk melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Sekretaris Daerah Pemkab Gunung Kidul, Drs. H.M. Joko Sasono mengungkapkan kerjasama ketiga bidang tersebut merupakan sebuah harmonisasi antara institusi pendidikan dengan institusi Pemkab untuk menumbuhkan partisipasi baik civitas akademika dalam membangun dan mengabdi kepada masyarakat.
Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa saat ini banyak kalangan mahasiswa yang menjadikan Gunung Kidul sebagai area penelitian dan KKN, namun rekomendasi dari kegiatan tersebut dinilai kurang diinformasikan kepada pihak Pemkab Gunung Kidul, padahal hasil tersebut dirasa sangat bermanfaat bagi peningkatan dan kemajuan pembuatan kebijakan bagi Gunung Kidul selanjutnya.
Selain itu, pembinaan kepada masyarakat sebaiknya juga dilaksanakan hingga pada level bagaimana masyarakat mampu memasarkan produknya secara lebih luas sehingga ketika para mahasiswa tersebut telah selesai program penelitian dan meninggalkan area penelitian, usaha yang menjadi binaan mahasiswa tersebut dapat tetap berlangsung dan dilanjutkan oleh masyarakat.
Sementara itu, diskusi tersebut juga menemukan beragam potensi yang dimiliki dan masih dapat dikembangkan oleh Pemkab Gunung Kidul. Potensi tersebut, diantaranya meliputi pertanian, peternakan, perikanan serta bidang industri. Pada bidang pertanian misalnya di Gunung Kidul termasuk tempat penghasil beras merah yang diharapkan dapat dikembangkan sehingga menjadi ikonnya Gunung Kidul.
Selain pertanian di Gunung Kidul juga terdapat potensi untuk peternakan dan pertanian. Peternakan di Gunung Kidul masih sebatas klangenan atau hobi dan dijadikan tabungan belum menjadi usaha. “Untuk itu, perlu sentuhan dari pihak kampus untuk pengembangan peternakan menjadi sebuah usaha bukan lagi sebagai klangenan atau tabungan saja” ujar Joko.
Sementara itu pada bidang industri di gunung Kidul terdapat sekitar 19.000 unit usaha salah satunya usaha pengolahan pangan. ”Oleh karenanya, pihak kampus juga perlu mengembangkan sumber daya manusia untuk mengembangkan manajemen desa sehingga mereka bisa bertanggung jawab dalam mengelola keuangan usaha,” tandasnya.