Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN, Eng. merngatakan penting bagi sebuah kampus untuk bisa lebih memahami kondisi psikologis mahasiswa. Ini didasari atas hilangnya salah satu mahasiswa UMY yang juga dikaitkan dengan kasus penganiyaan dan mutilasi. Gunawan ingin agar mahasiswa tidak perlu merasa ragu untuk menceritakan apapun masalah yang dihadapi kepada pihak kampus.
“Kami sudah berupaya untuk menyosialisasikan kepada mahasiswa agar berhati-hati terhadap skema mencurigakan yang berpotensi kejahatan apapun bentuknya, mulai dari pinjaman online hingga ajakan yang bersifat mencurigakan. Dan karena kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk menceritakan masalahnya kepada teman terdekatnya, maka kami sudah menginisiasi program bernama ‘Konselor Sebaya’ agar mahasiswa dapat lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya,” ujar Gunawan.
Konselor Sebaya ini bertujuan agar mahasiswa dapat menjadi pendamping bagi teman-teman mahasiswa yang lain. Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D. mengatakan jika para mahasiswa yang akan menjadi Konselor Sebaya ini telah dilatih oleh konselor profesional bersertifikat agar dapat menerapkan praktik konseling dengan baik.
“Kami juga ingin meningkatkan kesadaran terhadap skema kejahatan yang semakin marak terjadi. Ini juga untuk menghindari mahasiswa terpapar pergaulan yang dapat memiliki dampak negatif bagi mahasiswa. Ini akan kami antisipasi sejak masa awal perkuliahan mahasiswa, dimana pada masa orientasi mahasiswa juga akan mendapatkan materi terkait pentingnya kesadaran terhadap persoalan-persoalan tersebut,” imbuh Faris.
Walaupun baru diresmikan, sudah ada 77 mahasiswa UMY yang terdaftar sebagai Konselor Sebaya. Faris pun mengatakan bahwa jumlah ini akan terus ditambah setiap tahunnya demi menjamin kenyamanan mahasiswa yang ingin menyampaikan persoalan.
Mengenai korban kejahatan mutilasi yang diduga adalah mahasiswa UMY, Gunawan selaku Rektor menegaskan bahwa pihak kampus masih tetap akan menunggu keterangan resmi dari Polda DIY.
“Kami masih menunggu hasil tes DNA yang sedang dilakukan pihak kepolisian, dan kami juga percaya terhadap kinerja mereka dan prosedur kinerja standar yang dimiliki. Hingga saat ini, langkah yang kami lakukan adalah bagaimana kampus dapat memahami lebih dalam masalah yang sering dihadapi mahasiswa. Salah satunya melalui program Konselor Sebaya yang kami targetkan memiliki 1000 konselor yang akan mendampingi dan menampung keluhan-keluhan mahasiswa,” pungkas Gunawan. (ID)