Keberhasilan program Kota Sehat dari World Health Organization (WHO) pada Hari Kesehatan Sedunia 2010 akan berdampak pada pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Merespon program kota sehat yang dicanangkan oleh WHO, sudah banyak pemerintah kota di banyak kota di Indonesia yang berusaha menjalankan program tersebut melalui kebijakan yang pro kota sehat. Namun permasalahan yang sering muncul, kebijakan ini tidak diikuti dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kota sehat.
Demikian disampaikan Ahli Penyakit Dalam Asri Medical Center – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (AMC-UMY) dr. Agus Widiyatmoko, SpPD, MSc di AMC Selasa (6/4) menjelang peringatan Hari Kesehatan Sedunia yang jatuh pada 7 April.
Menurutnya program Kota Sehat dari WHO pada hari Kesehatan Sedunia 20010 ini akan berdampak pada kesehatan masyarakat pada umumnya. Melalui Kota Sehat, angka penyakit yang diderita masyarakat dapat menurun.
“Misalnya penyakit-penyakit pernafasan karena polusi dapat berkurang dengan adanya pembatasan jumlah kendaran bermotor, penyakit-penyakit degeneratif baik diabetes dan hipertensi juga dapat berkurang dengan adanya peningkatan aktifitas yang dilakukan masyarakat, penyakit tuberkolosis juga dapat ditekan dengan adanya gedung-gedung cukup ventilasi sehingga sinar matahari dapat masuk” urainya.
Kriteria Kota Sehat menurut Agus, ketika pemerintah dapat menyediakan misalnya taman yang bebas digunakan untuk berolahraga bagi masyarakat. Pemerintah juga perlu memberi batasan pada aktifitas merokok. Pada pembangunan gedung-gedung, juga perlu diberikan aturan untuk memberikan cukup ventilasi agar penggunaan AC tidak berlebih.
Menyinggung adanya kegiatan bersepeda yang diadakan oleh pemerintah kota Yogyakarta , Agus memaparkan bahwa hal tersebut merupakan salah satu usaha menuju Kota Sehat. “Namun usaha bagus dari pemerintah ini akan lebih baik jika diikuti dengan sosialisai terus-menerus kepada masyarakat. Sehingga masyarakat mengetahui tujuan dari adanya kegiatan tersebut.” pungkasnya.
Kota-kota di Indonesia saat ini sudah banyak yang berusaha untuk menuju Kota Sehat. Misalnya di Jakarta dengan car free day maupun di Yogyakarta dengan kegiatan bersepedanya. Kegiatan-kegiatan tersebut telah membawa dampak pada penurunan tingkat polusi udara. Namun kegiatan tersebut harus didukung dengan sosialisasi terus-menerus agar masyarakat memahami pentingnya dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang diberikan pemerintah.