Minyak bumi dan gas merupakan energi yang sangat penting bagi umat manusia, namun saat ini stok yang ada di dunia hanya cukup untuk beberapa tahun ke depan. Dengan demikian bisa dikatakan jika dunia ini sedang mengalami krisis energi, karena sumber energi yang digunakan selama ini dipakai terus menerus tanpa adanya cadangan energi alternatif. Karena itu dibutuhkan riset energi terbarukan atau Renewable Energy Technology, untuk mengurangi resiko penipisan persediaan energi di bumi.
Demikian disampaikan Slamet Riyadi ST MSc PhD selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik (UMY) saat ditemui di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Selasa (9/9). Slamet menyampaikan hal tersebut seusai pelaksanaan kuliah umum FT UMY tentang Reneweble Energy Technology bekerjasama dengan TU/e (Technische Universiteit Eindhoven) Belanda, yang diselenggarakan pada Senin (8/9) di Stadium General Fakultas Teknik Kampus Terpadu UMY. Dalam kuliah umum tersebut Ir. Patrick Van Schijndel. M. Chem. Eng selaku perwakilan dari TU/e, juga turut hadir menjadi narasumber dalam seminar tersebut.
Slamet memaparkan bahwa saat ini sudah banyak dilakukan riset yaitu tentang pemanfaatan biomass, biogas, dan solar sel sebagai energi terbarukan. Biomass sendiri yaitu produksi energi yang merujuk pada bahan biologi yang hidup atau mati untuk dijadikan bahan bakar atau untuk produksi industrial. “Biogas merupakan pemanfaatan kotoran hewan sapi untuk dijadikan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, selain itu bisa juga menjadi pengganti gas untuk memasak. Sedangkan solar sel yaitu pemanfaatan cahaya matahari untuk mengalirkan listrik, sehingga bisa dimanfaatkan pada penggunaan lampu,“ paparnya.
Dalam hal energi terbarukan ini, menurut Slamet, sebenarnya UMY sendiri sudah melakukan beberapa riset tentang Renewable Energy Tecnology, yaitu dengan adanya Energy House. Energy House ini didirikan untuk membantu para dosen atau mahasiswa untuk melakukan penelitian. UMY sendiri juga sudah berhasil memanfaatkan serpihan kayu yang dimampatkan untuk dijadikan bahan bakar. “Untuk ke depan kemungkinan kami akan memanfaatkan hasil riset-riset tersebut agar bisa diimplementasikan di kampus sendiri. Namun skalanya masih kecil, misalnya dipakai untuk keperluan tertentu seperti menyalakan lampu di beberapa titik dengan pemanfaatan solar sel, sehingga energi yang dipakai bisa lebih efisien dan tidak ada energi yang terbuang dengan sia-sia, “ jelasnya.
Slamet juga berharap kuliah umum ini bisa dilaksanakan sesering mungkin apalagi bisa mengundang pakar dari luar negeri, sehingga hal ini bisa memberikan ide-ide baru untuk mahasiswa atau dosen yang akan melakukan riset. Jadi, Renewable Energy Tecnology nantiya bisa diimplementasikan di UMY atau bisa memberikan ilmu tentang Renewable Energy Tecnology untuk kemudian dimanfaatkan pada masyarakat.
Slamet juga menambahkan pelaksanaan kuliah umum ini dikhususkan untuk mahasiswa baru. “Hal ini karena mengingat mereka baru saja merasakan transisi ke dunia perkuliahan, maka dari itu dibutuhkan atmosfir baru bagi mereka agar bisa merasakan suasana akademik universitas. Selain itu kuliah umum ini juga untuk memberikan wawasan baru kepada mereka tentang Renewable Energy Tecnology,” imbuhnya.
Pada waktu yang berbeda Ir. Patrick Van Schijndel. M. Chem. Eng juga memaparkan bahwa Renewable Energy Tecnology atau energi yang terbarukan harus terus dikembangkan. Karena manfaat dari Renewable Energy Tecnology sangat bermanfaat dalam waktu jangka panjang. “Renewable Energy Tecnology atau energi yang terbarukan ini merupakan pemanfaatan energi yang tidak akan habis, misalnya dengan pemanfaatan cahaya matahari, angin, kotoran hewan, perca kayu, dan lain-lain,” ungkapnya.