Berita

RIC Malaysia Jajaki Potensi Kerjasama Antar Komunitas Muslim

Banyaknya jumlah wirausahawan dari komunitas Muslim di Indonesia dan juga Malaysia menjadi sebuah potensi tersendiri untuk memberdayakan ekonomi masyarakatnya. Hal tersebut menjadi fokus pembahasan dalam kunjungan Ribhan International Consultancy (RIC) Malaysia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (10/7). Kunjungan tersebut kemudian digunakan sebagai kesempatan untuk berdiskusi bersama LP3M (Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat) UMY.

Kunjungan tersebut mendiskusikan potensi kerjasama antara komunitas muslim di Indonesia dan Malaysia. “Dalam kesempatan ini kami mendiskusikan kesepahaman yang kami harap akan berlanjut pada kerjasama yang nantinya akan berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Asumsi ini kami ambil dari peluang yang dimiliki dari komunitas muslim ini, baik dalam bahan baku, modal dan juga pasar,” ujar Dr. Ir. Gatot Supangkat,M.P selaku Kepala LP3M.

Gatot melanjutkan bahwa hal tersebut sesuai dengan konsep yang pernah ia usulkan. “Potensi yang dimiliki oleh komunitas Islam Indonesia dan Malaysia ini memungkinkan untuk membentuk sebuah Integrated Supply Demand management, jadi pengelolaan antara pasokan dan permintaan secara terpadu. Hal ini sudah mulai diterapkan oleh Muhammadiyah, dimana warga Muhammadiyah menyediakan produk yang juga akan dipasarkan ke warga Muhammadiyah sendiri. Ini sebagai bentuk program kemandirian Muhammadiyah,” lanjut Gatot.

UMY sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah sudah menerapkan hal tersebut. “Artinya sebagian kebutuhan warga UMY sudah dipenuhi oleh warga Muhammadiyah sendiri. UMY merupakan model dari penerapan sistem ini, dan apabila sistem ini sudah stabil dan berkelanjutan maka akan kami duplikasikan ke wilayah Muhammadiyah di seluruh Indonesia,” ungkap Gatot.

Gatot juga menyampaikan bahwa kunjungan yang dilakukan RIC tersebut juga bertujuan untuk memperkuat jaringan yang sudah ada. “Harapan kami, bukan hanya Indonesia dan Malaysia tapi juga akan muncul berbagai brand lain dari komunitas muslim lainnya di Asia. Mungkin kedepannya akan terbentuk sebuah pasar tersendiri untuk komunitas Muslim di Asia,” paparnya.

Lebih dari itu, menurut Gatot hal tersebut juga akan membangun ukhuwah antar Muslim, sehingga kekuatan jaringan komunitas Muslim akan semakin kuat dan juga mampu memberdayakan umat. (raditia)