Penggalaan urban farming atau pertanian perkotaan dengan teknologi hidroponik mulai dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian. Hidroponik sendiri merupakan cara bercocok tanam menggunakan media air. Penambahan nutrisi mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sayangnya nutrisi komersil harganya relatif mahal dipasaran. Hal tersebut mengakibatkan modal produksi pelaku usaha atau produsen tinggi dan keuntungan yang diperoleh relatif rendah.
Permasalahan tersebut menjadikan tiga mahasiswa Agroteknologi UMY angkatan 2015 (Anggarsih Triyono, Alis Diah Kusumawati, dan Ilyas Al Akbar) berfikir untuk mencari alternatif nutrisi hidroponik lain dengan memanfaatkan kearifan lokal. Buah hasil pemikiran tersebut menciptakan inovasi alternatif nutrisi organik hidroponik RINA-BONGPIS. RINA-BONGPIS merupakan formulasi nutrisi yang memanfaatkan berbagai limbah organik pertanian dan peternakan. Mengandung unsur hara makro dan mikro, hormon pertumbuhan giberlin dan sitokinin, dan lebih dari 7 mikro organisme yang berperan baik bagi tanaman seperti bakteri penambat N dan pelarut P. Nutrisi tersebut kemudian diuji di green house Fakultas Pertanian UMY pada tanggal 5 mei – 10 juni 2018 pada tanaman selada merah.
Nutrisi organik RINA-BONGPIS merupakan solusi nutrisi yang murah, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan harga jual produk organik. Dengan penggunaan nutrisi organik akan menghasilkan produk organik yang sehat. Produk organik yang sehat saat ini menjadi tren di masyarakat (konsumen), sehingga harga dari produk akan meningkat. Nutrisi organik hidroponik RINA-BONGPIS inipun telah siap dipasarkan.